Sekelumit Kisah Made Wirna, Galungan di Tengah Pandemi Covid

- 15 September 2020, 14:11 WIB
Penjor/ instagram.com/@umahpenjor
Penjor/ instagram.com/@umahpenjor /shira ade/instagram.com/@umahpenjor

Ia mengakui, pandemi virus corona yang kini melonjak di Denpasar membuat keluarganya khawatir. Terlebih, ia was-was terhadap profesinya sebagai pedagang di pasar kini mulai sepi. "Takut sih, apalagi stok sarana upacara udah saya kurangi harganya, kayaknya sekarang lagi cobaan," keluhnya kepada indobalinews.com Selasa 15 September 2020

Meski begitu, ia berharap situasi segera membaik dan klaster virus corona segera menurun. "Semoga pemerintah cepet cari solusi saja, saya sebagai rakyat ya serba susah kalo kondisinya seperti ini," harapnya.

Baca Juga: Jika Offline, Kuasa Hukum Ajak Pendukung Jerinx Patuhi Protap Kesehatan PN di Bali

Ia juga mengakui karena kondisi ekonomi keluarga yang drastis tak lagi sama serta kondisi social distancing yang tetap harus dijalankan memaksanya merayakan Galungan tanpa mudik.

"Kalo suasana COVID-19 seperti sekarang, kami upacaranya di rumah saja, gak bisa pulang kampung ke Karangasem," terang Made Wirna.

Baca Juga: HotBiz, Geliat Ekspansi Bisnis Properti di Tengah Pandemi

Meski begitu, ia dan keluarga tetap menjalankan ritual upacara menjelang Galungan.Sehari sebelum hari raya Galungan, umat Hindu di Bali umumnya menyiapkan perayaan Penampahan dengan memotong hewan, seperti ayam dan babi untuk upakara.

penyembelihan ayam dan babi itu sesungguhnya sebagai simbol untuk menyembelih sifat-sifat serakah, suka bertengkar, seperti sifat buruk dari ayam dan sifat-sifat malas pengotor, seperti babi.

Baca Juga: Putri Koster : Koperasi Petani Jaga Kestabilan Harga, Pangkas Jalur Distribusi

Momentum ini, selalu menjadi saat bagi seluruh anggota keluarga bersama bahu-membahu mempersiapkan berbagai sarana untuk pelaksanaan esok.

Halaman:

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x