Network
INDOBALINEWS - Budidaya ikan lele memiliki prospek bisnis menjanjikan di Bali. Tingginya permintaan pasar sampai harus mendatangkan ikan lele dari luar Bali. Peluang inilah yang ditangkap oleh I Ketut Purnama, warga desa Keramas, Kecamatan Blah Batu Kabupaten Gianyar Bali.
Pengusaha yang sukses di sektor pariwisata pemilik usaha Bali Outbound ATV Wake Adventure dan Wake Beach Club di pantai Kramas Gianyar, sejumlah Q Mart, toko oleh oleh di Kuta, Sekolah hingga Media tersebut mengatakan hasilnya tidak kalah dengan usaha sektor pariwisata.
Baca Juga: Majukan Usaha Tenun Ikat, Dekranasda Gianyar Bentuk Asosiasi Perancang Busana
Ketut Purnama diketahui menggeluti usaha budidaya ikan lele sejak pandemi Covid-19 dua tahun lalu. Seperti diketahui dampak pandemi Covid-19 merubuhkan kejayaan pariwisata Bali tak terkecuali usaha Ketut Purnama. Sejumlah asetnya terbengkalai. Ditengah situasi itulah Ketut Purnama langsung banting stir ke usaha kambing etawa dan budidaya ikan lele.
"Awal usaha budidaya ikan lele ini sekitar dua tahun lalu saat pandemi Covid-19 dengan 3.000 bibit. Seiring waktu dua tahun kini untuk bibit ada sekitar 550.000, sudah bisa melayani permintaan pasar sebanyak 500 kilogram setiap hari," kata Purnama.
Baca Juga: Tiga Tahun PRMN Bersama dan Bermakna: Menyulut Semangat Kolaboratif Bisnis Media
Menurutnya permintaan pasar untuk ikan lele cukup tinggi di Bali sementara produksi kurang sehingga harus didatangkan dari luar Bali.
"Di sini Gianyar kebutuhan mencapai 3 ton sehari kalau se Bali saya pernah baca mencapai puluhan ton sehari sehingga harus dipasok dari jawa," urai Purnama.
Pertumbuhan warung nasi lalapan dengan menu utama lele kini memang sudah menyebar hingga ke pelosok desa di Bali. Kondisi ini menjadi salah satu pemicu utama tingginya permintaan pasar ikan lele di Bali.
