INDOBALINEWS - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mengerahkan 13 personel special group (BSG) dengan kualifikasi khusus under water rescue atau penyelamatan di bawah laut memperkuat pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya.
Selain itu Kepala Basarnas Mohammad Syafii S.I.P., M.M mengatakan Basarnas juga telah mengerahkan helikopter Dauphin AS365 HR-3606 menuju Banyuwangi untuk observasi udara, pencarian visual, evakuasi, serta koordinasi taktis dari udara.
Selain itu diungkapkannya tim SAR gabungan menghadapi gelombang laut setinggi 2-2,5 meter disertai angin kencang dalam operasi mencari puluhan penumpang KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali.
"Informasi dari BMKG dan pengamatan visual di lapangan, saat ini gelombang laut mencapai 2-2,5 meter disertai angin kencang dan arus laut yang kuat,” kata Syafii dalam pernyataan resminya Kamis 3 Juli 2025.
Baca Juga: Update Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya: 31 Penumpang Selamat Petugas Terkendala Angin Kencang
Menurut dia, operasi SAR dipimpin langsung oleh SAR Mission Coordinator (SMC) untuk memastikan seluruh unsur di laut dan udara bergerak cepat.
Syafii mengatakan bahwa KMP Tunu Pratama Jaya sempat mengirimkan sinyal bahaya (distress call) ke Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjungwangi, pada Rabu (2/7) pukul 23.20 WIB, dan dipastikan tenggelam pada pukul 23.35 WIB.
Informasi tersebut diteruskan kepada Basarnas Kantor SAR Surabaya pada pukul 23.40 WIB, yang kemudian langsung mengirimkan peringatan elektronik atau e-broadcast kepada seluruh kapal di sekitar lokasi kejadian.
Dia memastikan bahwa hingga pukul 11.00 WIB ini, Basarnas mencatat 31 penumpang ditemukan selamat, empat orang meninggal dunia, dan 30 lainnya masih dalam pencarian.