INDOBALINEWS -Tidak semua negara mengalami keterpurukan ekonomi akibat pandemi Covid-19 karenanya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati diminta merubah paradigma dan kinerja ekonomi di Indonesia.
Menurut Ekonom Konstitusi Defiyan Cori, pernyataan Menkeu Sri Mulyani atas kondisi ekonomi terburuk yang dicapai Indonesia selama 150 tahun, seolah menyalahkan keadaan pandemi Covid19, justru terkesan menganggap dirinya tak melakukan apapun 'she did not do nothing".
"Padahal, kondisi ekonomi Indonesia sejatinya juga tidak bergerak sama sekali selama hampir 6 tahun terakhir atau sebelum adanya pandemi Covid19," tutur Defiyan dalam keterangan tertulis diterima INDOBALINEWS, Sabtu 10 April 2021.
Baca Juga: Seluruh Risiko Dijamin Pemerintah Menkeu Sri Mulyani MInta Perbankan Berani Meminjamkan Dana kepada UMKM
Baca Juga: Pemda Diminta Segera Siapkan Lahan untuk Relokasi Korban Siklon Tropis Seroja NTT
Baca Juga: BI Dorong Pertumbuhan Ekonomi dengan Terus Bersinergi Bersama Pemerintah dan Otoritas
Dengan pernyataan itu, tampak Sri Mulyani ingin melempar tanggungjawab melalui alasan pandemi Covid19 yang tengah melanda sebagian besar negara.
Padahal, lanjut Defiyan tidak semua negara juga mengalami kondisi ekonomi terburuk selama masa pandemi Covid19, seperti negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yaitu Laos, Kamboja dan Vietnam yang mampu mencapai pertumbuhan ekonomi positif.
Dia mencontohkan, Laos, pada masa pandemi pada Tahun 2020 mampu mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 0,2 persen.
Baca Juga: Bantuan Empat Polda dan Mabes Polri untuk Korban Banjir NTT Didistribusikan dari Bali