INDOBALINEWS - Australia dengan ladang perkebunannya yang sangat luas, merupakan pemasok utama buah di belahan bumi selatan Indonesia. Australia mengekspor beraneka jenis buah anggur berbiji dan juga yang tanpa biji ke berbagai negara, salah satunya China.
Saat pandemic dan minimnya pelayanan penerbangan yang beroperasi untuk ekspor, banyak buah anggur yang tidak terserap pasar dan harus bisa terjual agar tidak membusuk.
Untuk itu diperlukan terobosan ekspor lewat jalur udara walau harus menyiapkan biaya lebih besar termasuk salah satunya kebijakan harga yang lebih murah agar bisa terserap.
Baca Juga: Kemenparekraf Beri Sertifikasi CHSE Kepada Frii Bali Echo Beach
Kementerian Perdagangan China, melihat kiriman buah anggur dari Australia dengan jumlah besar dan harga yang murah, sehingga menilai bahwa eksportir Australia telah membuang anggur ke pasarnya.
Hingga akhirnya China memberlakukan tambahan biaya masuk ekspor yang signifikan pada anggur Australia mulai Sabtu (28/11). Kementerian Perdagangan China telah menetapkan bahwa eksportir Australia telah membuang anggur ke pasarnya.
Baca Juga: Kapolda Bali : Tetap Tak Ada Ruang Bagi Premanisme dan Narkoba
China pun semakin menargetkan untuk berikan bea masuk tambahan industri multi sampai miliar dolar dari Australia termasuk daging sapi dan biji-bijian karena ketegangan diplomatik yang memburuk atas virus corona.
“Ada tambahan biaya untuk anggur impor yang berasal dari Australia itu sangat penting," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan di situsnya.