Network
INDOBALINEWS - Kesenian Reog Ponorogo memukau warga Brussel Belgia, di acara "Indonesia Month", yang digelar di Plasa Perpustakaan Oostende Brussel, Sabtu 10 September 2022.
Kesenian Reog Ponorogo bisa tampil untuk pertama kalinya di Belgia ini atas kerja sama pemerintah Provinsi Ponorogo dan KBRI Brussel.
Baca Juga: ABK WNI Diduga Korban Perdagangan Orang Dibantu KBRI Bangkok Untuk Pulang Ke Indonesia
Duta Besar RI untuk Belgia Andri Hadi, seperti dikutip dari ANTARANEWS mengatakan penampilan Tim kesenian Reog Ponorogo diawali tarian oleh warok dan jatilan disemarakan ramainya musik khas Reog menarik perhatian warga yang hadir dalam acara tersebut. Aksi Singo Barong membuat pengunjung tak beranjak dari tempat duduknya, betah dan mengundang tepuk tangan penonton.
"Selain Reog, KBRI juga menampilkan ragam budaya dari Diaspora Indonesia mulai dari angklung hingga tari-tarian nasional seperti Tari Merak, Tari Belibis, dan Tari Sajojo", jelas Andri.
Baca Juga: Jembatani Sharing Lintas Benua Saat Ramadan, MilenialFest dan PPI Belgia Gelar MilenialHub
Sementara pameran “De Schat van Indonesië” menampilkan benda-benda budaya yang merupakan koleksi para warga Belgia.
Setiap benda unik itu disebutkan memiliki kisahnya masing-masing dan menggambarkan kecintaan para pemiliknya terhadap Indonesia.
Salah satunya, tenun ikat milik Inge de Lauthawer yang ia peroleh dari daerah Sumba NTT. Tenun ikat tersebut ia beli dari Kornelis Ndapakamang, seorang artis asal Sumba, dan masih dibuat secara tradisional, termasuk pewarna alami dari tumbuhan.
Tenun ikat antik itu memperlihatkan motif khas dari kerajaan Pau dan Rende, yang dahulu kala berada di Sumba Timur.
Baca Juga: Banjir Besar Melanda Eropa, Jerman dan Belgia Terparah, 60 Warga Tewas
Di sudut lain perpustakaan, KBRI juga menampilkan beberapa komoditas unggulan Indonesia yang merupakan produk impor favorit di Belgia, seperti alas kaki, pakaian, kopi, teh, rempah, dan lain-lain.
Bagian itu, menurut keterangan tersebut, memperlihatkan Indonesia sebagai mitra ekonomi penting bagi Belgia dan betapa produk-produk Indonesia begitu dekat dan telah akrab dimanfaatkan warga setempat.***
