KEBHINEKAAN ALA MEDSOS

- 17 Februari 2021, 23:22 WIB
Fasfah Sofhal Jamil
Fasfah Sofhal Jamil

Oleh Fasfah Sofhal Jamil

Pegiat Media Sosial, Kader PMII dan Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Sudah menjadi khalayak umum bahwa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk. Kebhinekaan bangsa ini bak air di negeri safana, ia menjelma menjadi anugerah yang semua ingin meneguknya.  Ragam suku, budaya, dan bahasa adalah identitas Nusantara. Belum lagi jika menghitung kekayaan alam nya yang luar biasa. Orang luar sana kerap menyebutkan “pensil saja akan tumbuh jika di tanam pada tanah bumi pertiwi”.

Kebhinekaan, atau arti gampangnya ‘keragaman’ adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat dihindari di permukaan bumi ini. Arti kata yang juga pantas untuk menjelaskan makna kebhinekaan ini adalah majemuk, heterogen, dan plural. Keragaman tersebut merupakan ketetapan Allah sejak azali.

Maka Allah berfirman dalam QS. Al-Hujurat [49]:13. Yang artinya “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal”. Mufasir kenamaan Indonesia, M. Quraish Shihab menyebutkan dalam Al-Misbahnya bahwa awal ayat ini dimulai dengan redaksi Allah menciptakan manusia berjenis laki-laki dan perempuan menunjukkan bahwa antara dua gender tersebut memiliki derajat kemanusian yang sama di sisi Allah.Menurutnya, semakin kuat hubungan perkenalan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya, maka semakin banyak peluang untuk saling memberikan manfaat. Perkenalan tersebut bertujuan untuk saling meningkatkan ketakwaan kepada Allah.

Halaman:

Editor: Dodi Kabar Cirebon


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah