Rawat Kebhinekaan, Pancasila Harus Masuk Kurikulum

- 16 Februari 2021, 17:27 WIB
Kepala BPIP KH Yudian Wahyudi saat membuka webinar Strategi Penguatan Nilai Pancasila dalam Rekomendasi UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Kepala BPIP KH Yudian Wahyudi saat membuka webinar Strategi Penguatan Nilai Pancasila dalam Rekomendasi UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. /Tangkap layar video

INDOBALINEWS - Pancasila harus kembali masuk kurikulum. Hal tersebut sangat penting dalam rangka merawat kebhinekaan yang ada.

Demikian salah satu poin penting yang mengemuka dalam diskusi yang digelar Deputi Bidang Hukum, Advokasi, dan Pengawasan Regulasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Selasa 16 Februari 2021.

Diskusi dengan tema 'Strategi Penguatan Nilai Pancasila dalam Rekomendasi UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional' ini digelar secara online dan diikuti lebih dari 50 orang dari berbagai elemen masyarakat.

Baca Juga: Golkar Bali Rekomendasikan Revisi Perda Desa Adat

“Webinar ini merupakan salah satu bentuk perhatian BPIP terhadap sistem pendidikan Indonesia,” kata Kepala BPIP KH Yudian Wahyudi, saat membuka diskusi.

Pancasila, menurut dia, harus menjadi kurikulum tersendiri. Hal itu harus dikuatkan melalui ekstrakurikuler dan kurikuler.

Baca Juga: Bupati Terpilih Diduga Berstatus WNA, Pilkada Sabu Raijua Digugat ke MK

Hal hampir senada juga disampaikan oleh anggota Komisi X DPR RI, Dede Yusuf Macan Effendi. Ia menyebut, pendidikun Pancasila perlu kembali masuk dalam kurikulum.

“Komisi X berpendapat bahwa pendidikan Pancasila perlu kembali masuk di dalam kurikulum,” ucapnya.

Baca Juga: MK Tolak Gugatan Sengketa Hasil Pilkada Manggarai Barat, NasDem: Putusan MK Sudah Tepat

Dede Yusuf menambahkan, Pancasila harus menjadi pemahaman yang utuh bagi generasi muda, bukan sekadar hafalan. Pancasila juga harus bisa menghilangkan trauma rezim yang sempat membekas di masyarakat.

“The power of Pancasila adalah history of making. Ini harus menjadi pemahaman bagi generasi muda, bukan di hafalan saja. Selain itu, harus juga menghilangkan traumatik rezim di masyarakat,” tegas Dede Yusuf.

Baca Juga: Sakit Autoimun, Ashanty Positif Covid-19

Sementara itu Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo menjelaskan bahwa pentingnya Pancasila menjadi kurikulum untuk merawat kebhinnekaan.

“Pendidikan Pancasila ini sangat penting bagi bangsa untuk merawat kebhinnekaan dan kedaulatan bangsa dengan cara menjadikan Pancasila sebagai habituasi,” tandas Benny Susetyo.

Halaman:

Editor: Marianus Susanto Edison


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x