APMF 2022 : Berani Transformasi untuk Tetap Relevan dengan Konsumen Masa Kini

- 22 Oktober 2022, 09:29 WIB
Acara Asia Pasifik Media Forum APMF 2022
Acara Asia Pasifik Media Forum APMF 2022 /Dok. Panitia APMF Levina masli

 

IndoBalinews -22 Oktober 2022 – Transformasi terbesar dalam tren konsumen di masa pandemi adalah bagaimana mereka berinteraksi dalam ekosistem hybrid. Konsumen masa kini semakin jeli dalam memilih kegiatan dari brand dan lebih tertarik pada kegiatan yang mampu menghadirkan pengalaman menyeluruh secara offline dan online.

Hal tersebut menjadi topik bahasan utama dalam Asia Pacific Media Forum (APMF) 2022: METAMORPHOSIS. Transformasi konsumen tidak terelakan dan brand juga perlu untuk bertransformasi agar tetap relevan.

Baca Juga: Siap Siap! 2 November Pukul 24.00 WIB Layar TV Analog di Rumahmu Mati

Brand yang dapat memberikan pengalaman yang menarik dan relevan di tengah era digital yang kini begitu dinamis akan menjadi brand yang diingat oleh konsumen. Hal ini lah yang disampaikan dalam keynote pembuka dari Founder & CEO Zen Media Shama Hyder di hari pertama APMF 2022.

“Pelaku industri pemasaran kini sedang berada di sebuah era yang menakjubkan. Seiring berubahnya pola kebiasaan konsumen dari interaksi sosial di luar ruangan menjadi terisolasi, apalagi dengan bertambahnya berbagai perantara yang membantu interaksi dengan konsumen, menjadi semakin penting untuk memikirkan cara meningkatkan relevansi brand Anda. Ketika semakin banyak orang membicarakan suatu brand, semakin tinggi pula peluang brand tersebut memperluas jangkauan pasar,” ujar Shama.

Best Selling Author dan Non-Obvious Trend Curator, Rohit Bhargava menyampaikan hal yang selaras tentang konsumen yaitu pentingnya pelaku industri untuk mengenal konsumen mereka.

Baca Juga: Bencana Banjir di Bali: Scholars Of Sustenance Salurkan Bantuan

“Kita berada di dunia yang penuh dengan informasi dan misinformasi. Untuk menarik perhatian konsumen, kita harus memiliki empati karena dengan memahami orang lain kita dapat memenangkan hati mereka (konsumen). Brand yang dapat menerapkan cara berpikir yang tidak biasa dan memahami audiensnya akan dapat menciptakan tren yang terus berkembang seiring berjalannya waktu dan tetap relevan ke depannya,” tandas Rohit.

Global Lead Strategy Nike Weiden + Kenedy Sonal Narain juga membagikan ceritanya tentang pelajaran yang ia dapatkan dalam mempertahankan relevansi brand.

“Brand perlu memahami kultur hingga berbicara dengan bahasa dan melihat dari sudut pandang konsumen, menunjukkan secara konsisten dan genuine bahwa setiap aksi mereka memang terinspirasi dan dilakukan untuk konsumen. Sehingga, ada kepercayaan yang terbentuk antara brand dengan konsumen secara autentik. Namun, brand harus paham kepercayaan merupakan hasil dari konsistensi dan tidak dapat dibangun dalam waktu singkat,” kata Sonal.

Pembicara lain juga memaparkan berbagai transformasi industri yang kini semakin pesat. Mulai dari budaya fandom, metaverse, e-sports, hingga transformasi media sosial sebagai super app memperkaya keseluruhan diskusi selama acara.

Baca Juga: Bencana Banjir di Bali: Scholars Of Sustenance Salurkan Bantuan

”Kami dapat merasakan antusiasme peserta untuk kembali berjejaring dan bertukar pandangan secara langsung sejak APMF terakhir yang diselenggarakan empat tahun lalu. Kami berharap seluruh peserta mendapatkan perspektif baru yang membantu mereka dalam menyambut transformasi industri dan menghadirkan ide-ide kreatif serta tetap relevan dengan konsumen. Sampai jumpa di AMPF 2024!” tutup Co-Chairwoman APMF Devi Attamimi.

APMF 2022 telah merampungkan perhelatan yang dilaksanakan selama dua hari dari 20-21 Oktober 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center. Lebih dari 30 pembicara kelas dunia menginspirasi sekitar 1.000 pelaku industri media dan periklanan yang hadir untuk terus terbuka pada kesempatan-kesempatan baru, bahkan membuat gebrakan.

Asia Pacific Media Forum (APMF) sendiri adalah ajang berkumpulnya para spesialis komunikasi, pemilik brand, penerbit serta penemu tren digital yang dilangsungkan setiap dua tahun sekali. Sementara Association of Asia Pacific Advertising Media (AAPAM) didirikan pada tahun 2003 oleh para profesional terkemuka di bidang periklanan, media dan pemasaran Indonesia.

AAPAM kemudian meluncurkan APMF sebagai sarana mempertemukan para profesional dan pemangku kepentingan dari berbagai media, industri pemasaran, agensi maupun instansi lainnya yang berasal dari berbagai negara di kawasan Asia Pasifik. AAPAM berkantor pusat di Jakarta. ***

Editor: Saifullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x