1.469 Guru Siap Mengajar di 100 Titik Sekolah Rakyat Tahap Pertama

Indo Bali News - 5 Jul 2025, 14:29 WIB
Penulis: Shira Ade
Editor: Tim Indo Bali News
Sekolah Rakyat Jangkau Anak Komunitas Adat Terpencil
Sekolah Rakyat Jangkau Anak Komunitas Adat Terpencil /ilustrasi/Malanghits.com/

INDOBALINEWS - Sebanyak 1.469 guru telah disiapkan untuk mengajar di 100 titik Sekolah Rakyat tahap pertama yang mulai berjalan pada pertengahan Juli 2025.

Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf para guru ini telah mendapatkan pembekalan oleh kepala skeolah masing-masing.

“Para guru ini sudah melalui proses seleksi, dan akan mendapatkan pembekalan sebagaimana yang diberikan kepada para kepala sekolah,” kata Saifullah Yusuf seusai menutup retret Kepala Sekolah Rakyat Tahap Kedua di Gedung Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof) Margaguna, Jakarta, Sabtu 5 Juli 2025.

Ia menjelaskan sebelum memulai proses belajar-mengajar, seluruh guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, dan siswa akan mengikuti matrikulasi atau masa pengenalan. Kegiatan ini direncanakan dimulai pada 14 Juli 2025.

Baca Juga: Terbukti Lakukan Kekerasan Seksual Terhadap 13 Korban di Kampus, Guru Besar Fakultas Farmasi UGM DIpecat

Pada hari pertama, matrikulasi akan diawali dengan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang diselenggarakan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan bagi siswa, guru, dan tenaga pendidik. Hari berikutnya, akan ada berbagai kegiatan pembekalan dan orientasi agar seluruh unsur sekolah lebih siap menghadapi proses belajar-mengajar,” ujar Saifullah.

Selain siswa, para guru, kepala sekolah, hingga tenaga pendidik Sekolah Rakyat juga akan menempati asrama yang telah disiapkan.

“Meskipun belum semua guru akan langsung tinggal di asrama, nantinya mereka akan bergantian selama 24 jam untuk memastikan pendampingan kepada para siswa berjalan optimal,” kata Mensos dilansir dari Antara.

Program Sekolah Rakyat merupakan salah satu langkah pemerintah memutus rantai kemiskinan dan meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem di berbagai daerah di Indonesia yang terdaftar dalam Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

Halaman:

Sumber: Antara


Tags

Terkini