Edhy Prabowo : Tanam Terumbu Karang Bangun Iklim Sejuk di Indonesia

- 30 Oktober 2020, 21:58 WIB
Kementerian Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mensosialisasi program Indonesia Coral Reef Garden (ICRG) di Pantai Pandawa, Nusa Dua Badung Bali, Jumat 30 Oktober 2020.
Kementerian Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mensosialisasi program Indonesia Coral Reef Garden (ICRG) di Pantai Pandawa, Nusa Dua Badung Bali, Jumat 30 Oktober 2020. /Shira Ade
 
 
INDOBALINEWS - Kementerian Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mensosialisasi program Indonesia Coral Reef Garden (ICRG) di Pantai Pandawa, Nusa Dua Badung Bali, Jumat 30 Oktober 2020.
 
Dalam kesempatan itu Edhy Prabowo menyatakan pentingnya menanam koral atau terumbu karang. Ia menyatakan perbandingan penanaman satu koral itu sama saja dengan menanam 20 pohon. "Bayangkan  perbandingan 1 berbanding 20 lebih banyak di terumbu karang," ujar Edhy Prabowo seperti yang dikutip oleh indobalinews.com.
 
 
Ditambahkannya juga bahwa penanaman terumbu karang juga dapat meningkatkan ekonomi di kawasan pesisir nasional.

"Penanaman terumbuh karang ini juga bargain kepada dunia bahwa dengan kita membangun koral, kita juga turut membangun iklim sejuk di Indonesia. Karena menanam satu koral sama dengan menanam 20 pohon," kata Edhy Prabowo.

Baca Juga: Waspadai Puncak Badai La Nina, Jangan Berteduh di Pohon Tinggi

Menurut dia, program restorasi koral atau terumbu karang merupakan hal yang bermanfaat guna meningkatkan perekonomian bagi masyarakat di kawasan pesisir serta selaras dengan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Di kesempatan itu ia juga berdialog dengan peserta program padat karya. Program padat karya membangun coral atau program restorasi terumbu karang ini dilakukan di 6 wilayah Bali termasuk di Pantai Pandawa Nusa Dua, Badung.

Baca Juga: ABK WNI Diduga Korban Perdagangan Orang Dibantu KBRI Bangkok Untuk Pulang Ke Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mensosialisasi program Indonesia Coral Reef Garden (ICRG) di Pantai Pandawa, Nusa Dua Badung Bali, Jumat 30 Oktober 2020
Kementerian Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mensosialisasi program Indonesia Coral Reef Garden (ICRG) di Pantai Pandawa, Nusa Dua Badung Bali, Jumat 30 Oktober 2020 Shira Ade

Menurut program itu dibiayai dengan dana restorasi terumbu karang di 6 wilayah Provinsi Bali senilai Rp 111,2 miliar. "Total anggarannya Rp 111,2 miliar dan Rp 105 miliar untuk program padat karya membangun Indonesia Coral Garden. Di daerah ini dulu adalah kawasan untuk membangun daerah coral sudah banyak perorangan untuk melakukan bantuan penanaman dan kita sekarang perbanyak," ujar Edhy.
 
Ditambahkannya, program ini diusahakan bulan Desember 2020 sudah tercapai. Program tersebut menurut Menteri akan menjadi trigger bagi Indonesia. Karena setelah ini pihaknya akan mendorong ke daerah-daerah lain termasuk akan mengajak pihak yang mempunyai kapal dan sudah tidak terpakai termasuk kapal-kapal hasil sitaan yang sama sekali tidak bisa digunakan lagi.
 
 
"Yang berbahan besi akan kita tenggelamkan untuk rumah ikan dan tempat tumbuhnya coral-coral ini. Kita berharap ini menjadi salah terobosan," ujarnya. Sementara untuk target program tersebut diusahakan bulan Desember 2020 sudah tercapai.

Sementara itu terkait, ketersediaan ikan di Bali, Edhy mengatakan masih minim jika dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Minimnya ikan segar itu dipengaruhi oleh industri Kelautan dan Perikanan yang perkembangan masih stagnan di Bali tak seperti hebatnya industri pariwisata Bali sebelum pandemi.
 
 
"Hingar bingar ekonomi pariwisata lambat laun membuat kita semua mulai meninggalkan ekonomi perikanan dan Kelautan, mudah mudahan ini menjadi cerminan dan kita bisa introspeksi," imbuhnya.
 
Ia juga mengatakan saat ini memang semua tengah menghadapi ujian COVID-19. Tapi cepat atau lambat, ia yakin akan pasar bangkit kembali. "Pasar yang saya maksud adalah pasar ikan, selama ini Bali kekurangan banyak ikan segar, rata-rata dibawa dari Indonesia Timur. Padahal di Bali itu bisa di kembangbiakkan," lanjutnya.
 
 
Edhy menuturkan, minimnya ketersediaan ikan dan jenis jenis binatang laut lainnya berbanding terbalik dengan ketersediaan laboratorium atau unit pengolahan ikan hingga udang di Bali. Sehingga hasil dari laboratorium itu terpaksa harus dikirimkan ke luar Bali untuk dikembangbiakkan.
 
"Di Bali ada laboratorium unit pengolahan untuk udang dan jenis jenis ikan lainnya di daerah Karangasem itu dibangun sekitar tahun 2016, dengan produksi hampir 3 juta udang dalam sebulan, tapi itu semua tidak dimanfaatkan di Bali karena tambak udang di Bali sudah sangar sedikit. Jadinya dikirim ke pulau jawa atau ke daerah NTB, padahal tempatnya ada disini," jelasnya.
 
Kementerian Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mensosialisasi program Indonesia Coral Reef Garden (ICRG) di Pantai Pandawa, Nusa Dua Badung Bali, Jumat 30 Oktober 2020
Kementerian Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mensosialisasi program Indonesia Coral Reef Garden (ICRG) di Pantai Pandawa, Nusa Dua Badung Bali, Jumat 30 Oktober 2020 Shira Ade
 
Atas dasar itu, ia mendorong Gubernur Bali, Wayan Koster agar tempat budidaya ikan dan udang di Bali diperluas dengan cara penyediaan lahan. Dengan disediakan lahan itu, Edhy yakin roda ekonomi Bali dalam beberapa tahun kedepan tak melulu akan bergantung dengan pariwisata.(***)
 
 

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x