Mendiang Harmoko, Mantan Wartawan yang Mampu Cairkan Komunikasi Politik Orde Baru

- 5 Juli 2021, 09:17 WIB
Pada era Orde Baru berkuasa, Harmoko (kanan) dikenal sebagai tangan kanan Presiden kedua RI Soeharto (kiri).
Pada era Orde Baru berkuasa, Harmoko (kanan) dikenal sebagai tangan kanan Presiden kedua RI Soeharto (kiri). /Jurnal Soreang/Tangakapan layar AFP Fhoto

INDOBALINEWS - Menteri Penerangan era Orde Baru Harmoko yang mantan wartawan dikenal memiliki kepiawaian dalam komunikasi politik sehingga saat penyampaian informasi dan pencapaian kerja pemerintah kepada rakyat terasa cair.

Penilaian itu disampaikan Ketua Umum DPP Partai Golkar yang kini menjabat Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto.

Menurut Airlangga, saat itu, ide Harmoko ini digunakan untuk menyampaikan informasi dan pencapaian kerja pemerintah kepada rakyat. Harmoko juga melakukan kegiatan Safari Ramadhan ke daerah dan pedesaan.

Baca Juga: Seruan Netizen Pak Presiden Kapan Mundur Jadi Trending di Jagat Maya

"Ini merupakan perubahan paradigma komunikasi publik yang sangat berarti, " tuturnya dilansir dari Pikiran-Rakyat.com, Selasa 5 Juli 2021.

Kata Airlangga, dengan latar belakang kewartawanannya, Harmoko mampu memanfaatkan keluasan wawasan dan kemampuan berinteraksi dengan banyak kalangan, sehingga pola komunikasi politik pun menjadi cair, sederhana, tidak lagi sekaku masa-masa sebelumnya.

Airlangga mengaku Harmoko adalah panutan bagi seluruh kader partai berlambang pohon beringin.

Baca Juga: Sebelum Meninggal, Jane Shalimar Miliki Riwayat Sakit Asma hingga Kritis Saat Terpapar Covid-19

Pengabdian Harmoko bagi Indonesia paling besar dilakukan Harmoko saat menduduki menteri penerangan era Presiden ke-2 RI, Soeharto. Selama 14 tahun menjabat sebagai menteri penerangan, Harmoko adalah sosok dibalik gerakan Kelompok Pendengar, Pembaca, dan Pirsawan (Kelompencapir).

Ide inilah yang kini menjelma dan dilakukan di hampir seluruh institusi, melalui peran kehumasan dan juru bicara pemerintah.

Pada era kepemimpinan Harmoko saat menjadi ketua DPR/MPR jugalah transisi kepemimpinan nasional terjadi dari Orde Baru memasuki Reformasi.

Baca Juga: Terus Dicecar Netizen soal Agama yang Dianut, Nora Alexandra: Mama Saya Muslim yang Taat

“Kepemimpinan beliau di masa transisi reformasi sungguh berat dan penuh tantangan. Itu merupakan ujian berat seorang pemimpin partai besar, dan dengan segala dinamikanya berhasil dilalui,” ujar Airlangga.

Harmoko juga menjabat sebagai ketua umum Golkar periode 1993-1998. Pencapaian karier politik sosok kelahiran Nganjuk, 7 Februari 1939 ini menjadi panutan kader Golkar.  Salah satu peran Harmoko adalah masuknya aktivis yang direkrut menjadi tulang punggung partai.

"Itu adalah jejak sejarah beliau yang perlu diteladani, dan saya pribadi mengapresiasi langkah-langkah itu,” tegas Airlangga.

Baca Juga: Sempat Tuduh Pelaku di Balik Hilangnya Akun Instagram, Jerinx Minta maaf ke Adam Deni

Atas kepergian pria yang akrab dengan isilah' Menurut Petunjuk Bapak Presiden Itu'  Golkar Airlangga Hartarto menyampaikan duka mendalam mewakili pihak keluarga memohon doa dan permintaan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Diketahui mantan Menteri Penerangan era Soeharto, Harmoko bin Asmoprawiro meninggal di RSPAD pukul 20.22 WIB pada Minggu 4 Juli 2021 setelah menjalani perawatan di intensif.

“Semoga almarhum diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa, dan diberi tempat terbaik di sisi-Nya. Aamiin,” pungkas Airlangga.*** (/Pikiran-Rakyat.com)

Disclaimer: Artikel ini telah tayang sebelumnya di Pikiran-Rakyat.com dengan judul: 'Mantan Menteri Penerangan Era Soeharto Meninggal, Airlangga: Harmoko Panutan bagi Kader Golkar'

Editor: R. Aulia

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x