Di negara-negara yang kesejahteraannya sudah tinggi, seperti Denmark atau Swedia, katanya, upaya merebut tafsir agama itu tidak terlalu dianggap penting.
Ini karena penegakan hak asasi manusia dan kesetaraan gender, tambahnya, sudah kukuh di konstitusi, undang-undang, dan kulturnya.
Tetapi di negara-negara yang pendapatan per kapitanya rendah, seperti Banglades di Asia atau Burundi di Afrika, katanya, merebut tafsir agama adalah sangat penting.
“Dengan merebut tafsir itu kita bisa merebut ruang publik lewat agama.” ***