Network
INDOBALINEWS - Buku adalah mesin paling efisien, lengkap, sempurna, dan paripurna dalam merekam begitu banyak sejarah dan ilmu pengetahuan, sehingga bisa ditularkan dari individu ke individu lain, dari masyarakat ke masyarakat lain, dan diwariskan dari satu zaman ke zaman.
Hal itu diungkapkan Denny JA, Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia, Satupena di website seminar Obrolan Hati Pena #14 di Jakarta, Minggu 21 November 2021 dengan pemandu diskusi adalah Swary Utami Dewi dan Anick HT.
Website seminar ini mendiskusikan 100 buku yang telah mewarnai sejarah bangsa Indonesia. Pembicaranya adalah dua anggota tim ahli, yang turut menyeleksinya. Yakni: Manuel Kaisiepo (kategori nonfiksi), dan Nia Samsihono (fiksi).
Baca Juga: Satupena akan Rilis 100 Buku Bersejarah yang Memengaruhi Indonesia
Denny mengutip pernyataan kritikus sastra dan ahli teori sastra asal Kanada, Northrop Frye. Frye dipandang sebagai salah satu kritikus sastra paling berpengaruh di abad ke-20.
Kata Denny, tradisi mencatat atau merumuskan buku-buku bersejarah yang berpengaruh sudah berlangsung lama.
Setidaknya ada tiga tradisi: The Western Canon, rumusan Library of Congress di Amerika, dan tradisi penentuan 100 buku yang paling berpengaruh dalam sejarah.
“Ini menginspirasi Satupena,” ujarnya.
Baca Juga: Bertambah Tujuh, Jumlah Usaha Karaoke yang Kembali Buka di DKI Jakarta
