25 Tahun Navicula: Memaknai Kebangsaan Single 'Dinasti Matahari' dan Tahun Emas Hard Rock Cafe

- 17 Desember 2021, 16:30 WIB
Personel Navicula Band dan Sales Manager Hard Rock Cafe Bali dalam jumpa pers kolaborasi menandai ulang tahun ke 25 dan 50 tahunnya, di Kubu Kopi renon Bali,  Kamis 16 Desember 2021.
Personel Navicula Band dan Sales Manager Hard Rock Cafe Bali dalam jumpa pers kolaborasi menandai ulang tahun ke 25 dan 50 tahunnya, di Kubu Kopi renon Bali, Kamis 16 Desember 2021. /Nila Indobalinews

 

INDOBALINEWS - Tak banyak grup grunge akar rumput yang menginjakkan kakinya di usia Perak, 25 tahun yang terus eksis dan berkarya bahkan di masa pandemi covid 19 yang menyakitkan.

Satu yang langka itu adalah Navicula Band yang pada Jumat 17 Desember 2021 ini  merayakan momentum usia ke-25 tahun dengan menggandeng Hard Rock Café yang juga tengah berhari jadi yang ke-50 tahun.

Dan di anniversary party ini Navicula memberi kejutan kepada para penggemarnya dengan menghadirkan single terbaru berjudul 'Dinasti Matahari'.

Baca Juga: Piala Presiden Esports 2021 di Bali Diramaikan Persaingan Sengit Para Atlet & Tim Terbaik Tanah Air

Gede Robi Supriyanto vokalis Navicula pun membeberkan makna single terbarunya yang berkisah soal pemaknaan rasa kebangsaan yang merupakan nilai adi luhung yang dimiliki Indonesia.

Dinasti Matahari dimaknai untuk memulihkan kembali etik dan filosofi yang ada di Bali, di mana budaya Bali dilahirkan dari budaya agriculture. Single dan video Dinasti Matahari sekaligus mengenalkan kembali identitas masyarakat di tanah air sebagai bagian dari suku nusantara.

"Single ini tak hanya mengangkat Bali tapi juga mengangkat Kebudayaan Nusantara," ujar Gede Robi dalam jumpa pers yang digelar di Kubu Kopi Renon, Kamis 16 Desember 2021.

Baca Juga: Bermalam di Loji Kridanggo Boyolali: Cicipi Nikmatnya Singkong Leker Cabai Garam

Ditambahkan juga oleh Robi bahwa kolaborasi 25 Tahun Navicula (Perak) dan 50 Tahun Hard Rock Café (Emas), sekaligus lagu Dinasti Matahari untuk memberi kesadaran bahwa kadang-kadang arah pembangunan itu keliru, yang paling parah adalah saat kita tidak menyadari kekeliruan itu, kita menjadi masyarakat yang komplain pada semua hal, sebab kita tidak tahu yang salah siapa? Dan posisinya di mana?,”  imbuh Robi.

Halaman:

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x