Network
INDOBALINEWS - Pemeriksa fakta atau fact checker terhadap informasi berupa teks foto atau video yang beredar di masyarakat harus mengedepankan etika pemeriksaan. Selain itu cek fakta dalam proses pemeriksaan dilakukan secara transparan atas metode dan referensi yang dipakai.
Demikian disampaikan oleh Reinardo Sinaga, seorang trainer cek fakta bersertifikat Google, Reinardo Sinaga dalam acara Training Cek Fakta yang digelar oleh Asosiasi Media Siber (AMSI) Wilayah Bali pada Minggu 8 November 2020 yang diikuti juga oleh indobalinews.com.
Baca Juga: Di Hari Pahlawan, DPD IVENDO Bali Serahkan Buku Panduan CHSE Event
Dalam acara yang digelar selama tiga hari secara daring ini Reinardo dan trainer lainnya, I Nengah Muliarta yang juga Ketua AMSI Bali, memberikan tools, teknik dan pemeriksaan fakta yang perlu dilakukan untuk memverifikasi fakta atas informasi atau berita yang beredar di dunia maya seperti media sosial.
Baca Juga: SIM Keliling Jakarta, Bekasi, Depok, Bandung, Kediri, Semarang dan Gresik, Selasa 10 November 2020
"Ada beberapa metode dan tools yang tersedia bisa dimanfaatkan di internet atau browser seperti google, yahoo atau bing. Demikian juga, beberapa tools lainnya juga tersedia saat memeriksa fakta video atau foto dengan menggunakan Yandex, Facebook dan lainnya untuk memastikan apakah bohong atau sesuai fakta," ujar Reinardo yang kerap disapa Edo.
Baca Juga: Jumlah Positif Terpapar Covid-19 di Bali Capai 12.337 Orang, Update Selasa 10 November 2020
Edo juga memberikan contoh beberapa video seperti dalam kasus anggota DPD RI Arya Wedakarna yang viral di Bali. Hingga kasus-kasus terkait Pilkada di tanah air. Peserta training diminta melakukan pengecekan penelusuran memakai tools yang telah diberikan.
