“Perhitungan Kajeng Kliwon memiliki makna tertentu, dan umat Hindu di Bali meyakini pertemuan ini sangat bagus untuk melakukan upacara pasupati dan umat Hindu pada saat ini wajib melakukan persembahyangan dan memberikan banten segehan,” ujar Ida Bagus Purwa Sidemen.
Terdapat tiga macam Kejeng Kliwon yang disakralkan umat Hindu di Bali, salah satunya adalah Kajeng Kliwon Enyitan.
Dikutip dari buku Kearifan Lokal Bali oleh IGNA Wijaya(2021), Kajeng Kliwon Uwudan adalah Kajeng Kliwon yang jatuh setelah terjadinya purnama. Sedangkan Kajeng Kliwon Enyitan adalah Kajeng Kliwon yang dilaksanakan setelah bulan mati atau Tilem. Di sisi lain, Kajeng Kliwon Pamelastali adalah Kajeng Kliwon yang dilaksanakan setiap hari Minggu pada Wuku Watugunung dan dilaksanakan setiap enam bulan sekali.
Kajeng Kliwon diperingati sebagai hari turunnya para bhuta untuk mencari orang yang tidak melaksanakan dharma agama. Pada hari tersebut para bhuta muncul untuk menilai manusia yang melaksanakan kebaikan atau dharma.
Kajeng Kliwon Enyitan kali ini sangat berbeda dengan biasanya karena bertepatan dengan hari raya Sugihan Bali yang jatuh pada 30 Desember 2022 dan juga untuk menyambut hari suci Galungan yang mana pada saat Sugihan Bali kita melakukan pembersihan pada diri kita atau Bhuana Alit lalu disucikan kembali pikiran dan perbuatan kita pada saat Kajeng Kliwon Enyitan.