INDOBALINEWS – Masyarakat wilayah pesisir Jembrana, Bali bakal mendapat bantuan untuk meningkatkan kapasiatas dan mengembangkan potensi sumber daya maritim.
Bantuan tersebut datang dari TNI Angkatan Laut (AL) melalui Indonesian Naval Aquagriculture Porgram (INAP).
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono telah meluncurkan program tersebut untuk membantu masyarakat pesisir Jembrana mengembangkan potensi sumber daya maritim.
Baca Juga: Hasil Survei Sebut Elektabilitas Ganjar Pranowo di Bawah Prabowo Subianto
INAP merupakan program budi daya terpadu hasil kerja sama antara TNI AL, pemerintah daerah, pihak swasta, para ahli, dan akademisi.
Menurut Yudo Margono pada tahap awal program ini akan diterapkan di tiga lokasi di Jembrana, Bali.
Masing-masing lokasi luasnya mencapai 60 hektare, ada 30 kolam yang dibangun untuk tempat budi daya.
Kolam-kolam di lokasi INAP I di Desa Pabuahan telah tersedia, sementara di dua lokasi lainnya masih dalam tahap pembangunan.
Dalam acara peluncuran program di lokasi INAP I, Kasal menyaksikan kegiatan tebar perdana benur udang Vaname di kolam budi daya.
Tidak hanya itu, acara peluncuran juga dimeriahkan dengan pelepasan burung merpati.
Yudo Margono menyampaikan fokus INAP adalah budi daya sejumlah komoditas laut, seperti udang, lobster, dan ikan kerapu.
Baca Juga: Update Klasemen BRI Liga 1: Takluk Dari Persebaya, Arema Rawan Digusur Trio B
Walaupun demikian, untuk tahap awal, budi daya fokus pada komoditas udang Vaname.
Budi daya yang dilakukan dalam program INAP, kata Yudo Margono, telah mengadopsi teknologi ultra intensive aquagriculture, yang diyakini dapat meningkatkan produksi sampai 300 persen jika dibandingkan dengan teknologi budi daya konvensional.
Tidak hanya budi daya, INAP juga dirancang untuk menjadi lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar lokasi.
Baca Juga: Hasil Pertandingan BRI Liga 1: Persebaya Patahkan Rekor Tak Terkalahkan Arema FC
“Program INAP I mampu menyerap 60 pekerja lokal. Dengan demikian, jika ada tiga lokasi INAP, jumlah pekerja yang dibutuhkan mencapai 180 orang,” katanya dikutip dari siaran tertulis, Rabu 23 Februari 2022.
Ia berharap INAP ke depan dapat menjadi sarana edukasi dan riset, mengingat untuk tahap awal program itu telah melibatkan sejumlah ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Brawijaya, dan Universitas Diponegoro.***