Network
INDOBALINEWS – Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menantang Indonesia Corruption Watch (ICW) untuk menunjukkan bukti tuduhan keterlibatan dirinya mengambil keuntungan dari penggunaan obat Ivermectin.
ICW diberikan tenggat 3 x 24 jam untuk menunjukkan bukti tuduhannya kepada Moeldoko dalam kapasitas sebagai Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).
Otto Hasibuan, penasihat hukum Moeldoko pada 30 Juli 2021 lalu telah memberikan somasi terbuka terhadap ICW maupun kepada peneliti ICW Egi Primayogha tentang tuduhan tersebut.
Baca Juga: Erick Tohir: Ivermectin Akan Diproduksi Massal, Jadi Obat Terapi Covid-19 yang Murah
"Kalau kemarin kami berikan waktu 1 x 24 jam mungkin dianggap tidak cukup, Pak Moeldoko mengatakan kasih kesempatan untuk membuktikan siapa yang benar apakah Pak Moeldoko atau ICW dalam waktu 3 x 24 jam," kata Otto Hasibuan, dikutip dari Antaranews, Kamis 5 Juli 2021.
Otto Hasibuan menyebut jika ICW tidak mampu membuktikan Moeldoko terlibat dalam peredaran Ivermectin, kliennya meminta ICW mencabut pernyataannya dan meminta maaf kepada Moeldoko secara terbuka melalui media cetak dan media elektronik. Jika tidak bersedia meminta maaf secara terbuka, pihak Moeldoko akan melapor kepada yang berwajib.
"Akan tetapi, sampai sekarang surat kami tersebut belum dibalas atau ditanggapi. Sampai sekarang ICW tidak memberikan bukti-bukti itu," tambah Otto.
Menurut Otto Hasibuan, Moeldoko telah menyampaikan kelonggaran kepada ICW untuk memberikan bukti mengenai kapan, di mana, berapa keuntungan, dan siapa yang memberikan keuntungan kepada Moeldoko dari Ivermectin?
Baca Juga: BPOM Blokir PT Harsen Laboratories, Ini Daftar Pelanggaran Produsen Ivermectin
