Baca Juga: Kerusuhan Sepak Bola Di Stadion Kanjuruhan Malang: 127 Meninggal, 180 Dalam Perawatan Rumah Sakit
Ridwan Kamil juga mengingatkan tujuan berolahraga yang menjunjung tinggi sportivitas.
“Semua dari kita harus berintrospeksi atas tragedi ini. Tujuan berolahraga, pembelajaran menerima kemenangan atau kekalahan, profesionalitas kepanitiaan sebuah kegiatan olahraga, teknik pengamanan dll,” ungkapnya.
Pada kalimat terakhir, Ridwan Kamil menuliskan begini: “Semoga kita belajar dan mengambil hikmah dari semua ini. Hatur nuhun.”
Seperti diberitakan sebelumnya, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan tidak hanya menyebabkan 127 orang meninggal dunia, tetapi beberapa fasilitas di stadion berkapasitas 46.000 penonton tersebut juga rusak parah.
Baca Juga: Liga 1: Buntut Kerusuhan Aremania, PSSI Larang Arema FC Jadi Tuan Rumah Pertandingan
Kericuhan itu bermula saat ribuan suporter Arema FC, Aremania, merangsek masuk lapangan setelah tim kesayangannya kalah 2-3 dari Persebaya.
Polisi kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan yang membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernafas.
Para pendukung yang bertumbangan membuat kepanikan di area stadion. Jumlah suporter yang membutuhkan bantuan medis tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang disiagakan di Stadion Kanjuruhan.
Banyak suporter yang mengeluh sesak nafas terkena gas air mata dan terinjak-injak saat berusaha meninggalkan tribun stadion.***