Ia juga menyampaikan bahwa selain tidak ada pergerakan pesawat, kondisi di dalam bandara menyesuaikan dengan Catur Brata Penyepian atau empat pantangan selama Nyepi seperti mematikan penerangan dan tidak ada aktivitas.
Sebanyak 70 personel tetap akan berada di dalam bandara dan disiagakan untuk mengantisipasi penerbangan darurat atau medical evacuation dengan syarat-syarat tertentu.
Dengan dihentikannya penerbangan selama 24 jam penuh, Angkasa Pura I mengakui ada 448 penerbangan terdampak karena tidak beroperasi, yang terdiri atas 244 penerbangan domestik dan 204 penerbangan internasional.
Namun, menurut Handy, hal itu tidak menjadi masalah dan dipahami pihak maskapai karena merupakan rutinitas tahunan di Pulau Dewata.
"Notam (notice to airmen) sudah disebar dua bulan sebelumnya, jadi mereka sudah antisipasi bahwa tanggal 11 Maret tidak ada penerbangan, yang berarti tidak jual tiket, ini hal berulang dan mereka sudah tahu, sudah paham," kata dia.
Ia juga mengatakan menjelang Nyepi pergerakan pesawat di Bandara I Gusti Ngurah Rai terpantau masih normal, rata-rata pengguna layanan antara 55 ribu sampai 60 ribu sehari.
Baca Juga: Jelang Ramadhan: Begini Bahayanya Ghibah dan 'Namimah', Menurut Hadist Al- Baghawi Rahimullah
"Untuk arus jelang Nyepi saat ini masih normal belum ada lonjakan karena saya lihat tampaknya yang perlu kita antisipasi masa periode libur panjang Lebaran karena jaraknya cukup dekat," tutur Handy. ***