Maraknya Sejumlah Kasus Memprihatinkan Kekerasan Orang Tua terhadap Anak, Ada Yang Disetrika

- 27 September 2023, 14:13 WIB
Ilustrasi - Kekerasan orang tua terhadap anak.
Ilustrasi - Kekerasan orang tua terhadap anak. /Pixabay/Geralt

 

INDOBALINEWS - Maraknya kasus kekerasan orang tua kepada anak, saat ini sudah memasuki tahap yang memprihatinkan. Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak pada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Nahar mengatakan bahwa orang tua mestinya menjadi pelindung utama dan tempat yang paling aman bagi anak.

"Tetapi dari sejumlah kasus yang ada, justru orang tua sebagai pelaku kekerasan terhadap anak," kata Nahar seperti yang tertulis dalam rilis yang diterima IndoBaliNews.com, Rabu 27 September 2023.

Nahar menilai kondisi ini sungguh sangat disayangkan hingga harus segera dilakukan tindakan preventif sedini mungkin.

Baca Juga: Kisah Cinta dan Keberuntungan Capricorn, Aquarius dan Pisces, Cek Ramalan Zodiak, Rabu 27 September 2023

Dia mengambil contoh kasus orang tua yang menyetrika anaknya di Jambi, mengikat anaknya di pohon pisang di Boyolali, Jawa Tengah, serta kasus asusila lainnya di beberapa daerah.

Menurut Nahar, kalau orang tua saja sudah dianggap bukan tempat yang aman bagi anak, tentu akan menjadi perseden buruk bagi tumbuh kembang anak.

Bagi anak, katanya, orang tua itu adalah contoh dan panutan pertama dalam segala aspek, termasuk pelindung dan pendidik yang tidak ada keraguan sama sekali.

Baca Juga: Kendalikan Inflasi, Pemkot Denpasar Salurkan Cadangan Beras Pemerintah Tahap Kedua Kepada 4.101 KPM

Bagi Nahar, para orang tua yang melakukan kekerasan terhadap anak ini, patut diduga, bahwa dulunya juga korban dari para orang tuanya juga.

"Kejadian turun-temurun dari para orang tua ini harus diputus mata rantai kekerasan ini," imbuhnya.

Kekerasan terhadap anak ini, kata Nahar, tentunya memiliki dampak trauma yang sangat mendalam bagi anak.

Baca Juga: Disidak, Sejumlah Hotel Berbintang di Kuta Belum Patuhi Perda Kawasan Tanpa Rokok

Contoh sederhana saja, sebutnya, anak yang sudah mengalami kekerasan orang tua ini, akan memunculkan perasaan malu atau minder, bahkan terkadang perasaan menyalahkan diri sendiri.

Selain itu, katanya, anak akan merasakan cemas atau depresi, kehilangan minat untuk bersekolah, stres pasca-trauma seperti terus-menerus memikirkan peristiwa traumatis yang dialaminya.

Kondisi traumatis anak ini, katanya, tidak menutup kemungkinan akan mengisolasi diri sendiri dari lingkungan sekitar.


"Sinergitas semua pihak harus dilakukan dalam memulihkan kondisi traumatik anak korban kekerasan dengan menciptakan suasana aman dan nyaman bagi anak dan orang tua pelaku kekerasan," katanya.***

Baca Juga: Aparat Desa Ikut Kampanye dan Timses Akan Dipidana Penjara

 

 

Editor: Ronatal Siahaan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah