Dalam presentasi yang disampaikan oleh Honesti Basyir, Bio Farma memiliki dua pendekatan strategis dalam hal pembuatan vaksin, yaitu untuk jangka pendek dan jangka panjang.
Dalam jangka panjang, Bio Farma akan mengembangkan vaksin merah putih, berkolaborasi dengan Lembaga Biomolekuler Eijkman, yang akan menggunakan strain virus asli Indonesia,
“Vaksin merah putih ini, diharapkan akan diproduksi pada Q3 dan Q4 2022, bekerjasama dengan lembaga Eijkman yang berperan untuk penelitian awal sampai dengan pembuatan bibit vaksin, untuk kemudian pada Q1 – Q2 2021 akan dilanjutkan oleh Bio Farma dari mulai preclinical trial, Uji Klinis tahap I, II dan III yang kemudian untuk diregistrasikan ke Badan POM”, ujar Honesti.
Baca Juga: 'Bali I Miss U', Terapkan Budaya Patuh Terhadap New Normal Untuk Berwisata Sehat
Beliau menambahkan sambil menunggu vaksin buatan asli Indonesia ini dibuat, Bio Farma menggandeng Sinovac untuk penyediaan vaksin Covid-19.
Saat ini, calon vaksin dari Sinovac masih memasuki tahap uji klinis tahap III di Bandung bekerjasama dengan FK UNPAD, kepada 1620 relawan yang bertujuan untuk melihat keamanan dan keampuhan dari calon vaksin Covid-19 tersebut.
Alasan menggandeng Sinovac adalah, berdasarkan list dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), Sinovac merupakan salah satu perusahaan yang penelitian vaksin untuk Covid-19 nya, sudah masuk ke dalam tahap Uji Klinis tahap III.
“Sinovac bukanlah partner asing bagi Bio Farma, karena dalam perjalanannya, Bio Farma dan Sinovac sudah melakukan pengembangan produk bersama, dan mereka adalah salah satu perusahaan vaksin yang sudah mendapatkan sertifikasi dari WHO.
Baca Juga: Rocky Gerung: Istana Berusaha 'Mematikan Langkah’ Anies , Mahfud dan Sri Mulyani di Prediksi Siuman
Faktor lainnya adalah vaksin Covid-19 yang mereka kembangkan adalah jenis vaksin inactivated atau vaksin yang sudah dimatikan, dan Bio Farma sudah menguasai metode pembuatan vaksin tersebut ”, ujar Honesti.