Hasil Survei: Sebagian Besar Masyarakat Tak Ingin Pemilu 2024 Diundur

23 Januari 2022, 09:52 WIB
Ilustrasi baner Pemilu 2024 /antaranews.com/

 

INDOBALINEWS - Pandemi yang melanda dunia memang mempengaruhi banyak sisi kehidupan manusia, termasuk urusan politik.

Meski sejumlah kebiasaan dalam strategi politik berubah menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru di masa pandemi, namun ada hal-hal yang diharapkan masyarakat terus berjalan.

Seperti jadwal Pemilu, Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Sirojudin Abbas mengatakan hasil survei dari pihaknya menunjukkan mayoritas masyarakat tidak ingin penyelenggaraan Pemilu 2024 diundur.

Baca Juga: Pelatih Persija Sudirman: Macam Kemayoran Siap Penuhi Target 3 Besar Liga 1 Indonesia

"Survei kami pada September 2021 menunjukkan 82,5 persen responden menghendaki pemilu tetap dilaksanakan pada 2024. Jadi, kebanyakan masyarakat memang tetap menginginkan hak politiknya terpenuhi di 2024 dengan tidak mengubah jadwal pemilu," kata Sirojudin Abbas dalam keterangan tertulis Sabtu 22 Januari 2022 seperti dilansir Antara.

Ia mengemukakan hal tersebut saat menghadiri webinar Moya Institute bertajuk “Pandemi dan Siklus Politik Indonesia Jelang 2024 ", Jumat 21 Januari 2022.

Baca Juga: Kasus Fatalitas Pertama di Indonesia: 2 Pasien Omicron Meninggal di Jakarta dan Banten

Hal yang disampaikan Sirojudin tersebut merupakan tanggapan atas pernyataan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia yang mewakili aspirasi beberapa pengusaha dengan meminta pelaksanaan Pemilu 2024 diundur ke 2027.

Lebih lanjut, Sirojudin pun memandang belum ada konsensus di antara para penyelenggara negara, baik pemerintah maupun DPR, untuk mengundurkan jadwal pemilu hingga saat ini 

Baca Juga: Geliatkan Pariwisata di Tengah Pandemi, Pahami Seputar Alur Travel Bubble

Begitu pula dengan masyarakat Indonesia, menurutnya, pengunduran jadwal pemilu bukanlah aspirasi di tingkat massa.

"Para pendukung pengunduran jadwal pemilu menggunakan preseden sejarah atau hal yang telah terjadi di masa lalu. Saat itu, perubahan jadwal pemilu dimajukan, Pemilu 2002 ke 1999. Namun, yang harus diingat, konteks politik dan sosial kala itu sangat berbeda dengan sekarang," ujar Sirojudin.

Baca Juga: FC Senica Sambut Hangat Pemain Sayap Timnas Indonesia Witan Sulaeman

Ketika itu, lanjutnya, ada krisis multidimensi yang dialami Indonesia sejak 1997 sehingga melahirkan era reformasi pada tahun 1998.

Jadwal Pemilu 2002, kata Sirojudin, dimajukan karena ketidakpercayaan pada pemerintahan transisi maupun MPR dan DPR hasil Pemilu 1997 sangat tinggi di kalangan masyarakat.

Baca Juga: 87 Jamaah Positif Covid Usai Umroh, 10 Orang Diduga Terpapar Omicron

Dengan demikian, para penyelenggara negara bersepakat untuk memajukan jadwal pemilu ke 1999.

Namun pada saat ini, kata Sirojudin, kondisi seperti itu tidak terjadi sehingga masyarakat pun tidak menginginkan jadwal Pemilu 2024 diundur sebagaimana yang tercatat dalam survei SMRC itu.***

 

Editor: Shira Ade

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler