Waspada DBD Musim Penghujan, Hingga November 2023 Ada 70.600 Kasus di Indonesia, 506 Berakhir Meninggal

- 6 November 2023, 06:09 WIB
Ilustrasi DBD. Waspada DBD di awal musim penghujan.
Ilustrasi DBD. Waspada DBD di awal musim penghujan. /Twtter/X

 

INDOBALINEWS - Pekan ini di beberapa daerah sudah diguyur hujan meski masih langka usai kemarau ekstrim berkepanjangan. Di kondisi awal musim penghujan ini biasanya masyarakat harus menghadapi sejumlah penyakit yang biasa mengancam seperti demam berdarah dengue (DBD).

Seperti yang dikatakan oleh Direktur pencegahan dan pengendalian penyakit menular Kementerian Kesehatan dr. Imran Pambudi MPHM di musim yang memasuki penghujan, dikhawatirkan tempat penampungan air yang tidak dibersihkan akan menjadi sarang nyamuk yang membawa virus DBD.

Selain itu, perilaku nyamuk juga bisa menyebabkan tingginya angka kasus kejadian DBD karena pada suhu panas, nyamuk akan lebih sering menggigit sebanyak dua kali sehari. Sedangkan pada suhu rendah, nyamuk menggigit lima hari sekali.

Baca Juga: Istri Pendiri Grab Puji Israel di Medsos, Warga Malaysia Serukan Boikot

Imran mengatakan sampai bulan November 2023, tercatat ada 70.600 kasus DBD di seluruh Indonesia dan masih ada sekitar 506 kematian.

Itulah mengapa, memasuki penghujan masyarakat perlu menerapkan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M dan meningkatkan daya tahan tubuh untuk mencegah terjangkit penyakit demam berdarah dengue (DBD).

"Maka itu 3M terutama pemberantasan sarang nyamuk penting. Dan bagaimana menjaga daya tahan tubuh karena musim pancaroba biasanya orang gampang flu," kata Imran dalam diskusi tentang pencegahan DBD di Jakarta, Minggu 5 November 2023.

Baca Juga: Nelayan Buleleng yang Sempat Terjatuh dari Jukung di Perairan Bungkulan Ditemukan Tewas

Pemberantasan sarang nyamuk dengan melakukan 3M (menguras, menutup, mengubur) bisa menjadi upaya menekan angka kematian akibat DBD yang ditargetkan menjadi nol kematian di tahun 2030.

 

Dari sini, Imran mengingatkan untuk melakukan kampanye 3x10, yaitu setiap hari Minggu luangkan 10 menit pada jam 10 pagi untuk melakukan tindakan pemberantasan sarang nyamuk di rumah seperti baju yang digantung, dan dispenser selama 10 minggu.

"Tujuannya agar sarang nyamuk hilang, karena siklus telur nyamuk 3-4 minggu, jadi kalau 10 minggu berturut-turut diharapkan nyamuk tidak sempat bertelur," ucap Imran dilansir dari Antara.

Baca Juga: Viral Video Kontroversial Konflik Israel-Palestina, Polsek Rajeg Polresta Tangerang Cepat Tindak Lanjut

Selain itu, cara lainnya untuk membantu menurunkan angka kasus adalah mencegah penularan dan jangan sampai terlambat membawa ke fasilitas kesehatan agar tidak menjadi gawat.

Jika telat ditangani, penyakit DBD akan lebih sulit di sembuhkan dan darah akan semakin mengental sehingga jantung gagal memompa darah. "Kalau sudah dehidrasi ginjal terganggu maka harus cuci darah," tambahnya.

Seiring banyaknya inovasi pengobatan, Imran mengatakan saat ini dokter sudah bisa lebih dini mendiagnosis penyakit DBD dengan rapid test pengambilan darah.

Baca Juga: 13 Musisi Rilis Album Kompilasi 'sonic/panic' di IKLIM Fest, Salah Satunya Duo Endah N Rhesa

Sehingga lebih mudah mendiagnosis DBD mulai dari tidak ada gejala sampai pada gejala berat, untuk menurunkan angka kematian.

Vaksinasi juga sudah tersedia di seluruh fasilitas kesehatan terdekat dan masyarakat diimbau untuk melaksanakannya untuk bersama membantu Indonesia nol kematian akibat DBD. ***

 

Editor: Shira Ade

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah