Kolam Indah Mengelilingi Pura Taman Ayun Juga Jadi Sumber Irigasi

10 April 2021, 15:17 WIB
Tampak kolam di bagian pintu masuk Pura Taman Ayun, Mengwi, Badung, Bali. /Gung De/Indobalinews

INDOBALINEWS - Pura Taman Ayun, Desa Mengwi, Kabupaten Badung yang terletak di 18 Km dari Kota Denpasar menawarkan arsitektur dan tata bangunan yang indah.

Lebih dari itu, kolam indah yang mengelilingi pura ternyata memiliki fungsi penting bagi masyarakat sekitar karena mengairi sawah di sekitar pura dan menjadi resapan untuk menjaga lingkungan.

Kolam ini menjadi penampungan dari subak dari bagian utara sebelum dialirkan ke persawahan yang merupakan wilayah subak selatan pura.

Baca Juga: Kisah Pelinggih Yang Ramai Jadi Tempat Memohon Kesembuhan Anak Telat Bicara

Baca Juga: Mengenang Sastrawan Umbu Landu Paranggi, Sejumlah Komunitas Gelar Baca Puisi

Jadi, kolam ini memiliki multifungsi mencakup beberapa aspek yakni mulai dari keindahan lingkungan hingga meningkatkan efektivitas sistem subak dalam pengelolaan sumber daya bagi persawahan di sekitarnya.

Penghijauan yang dilakukan di sekitar Pura Taman Ayun dengan aneka tanaman langka ikut menyangga kebutuhan upacara.

Sistem irigasi dari kolam Pura Taman Ayun ini membuat hubungan petani dan warga pengempon pura sangat dekat.

Baca Juga: Pura Taman Ayun Tempat Peristirahatan Keluarga Kerajaan Mengwi Dikenal Wisman Sebelum Perang Dunia

Baca Juga: Lontar Babad Gumi : Desa Adat Kapal Alami Bencana Besar Tahun 1555, Banyak Warga Meninggal

Manajer Daya Tarik Wisata (DTW) Taman Ayun Mengwi I Made Suandi mengatakan pura ini memberikan kontribusi cukup besar bagi aktivitas petani dan warga sekitar.

Kata dia air berasal dari selatan pura akni persawahan di Subak Bukit, Aseman, dan Badung. Setelah ditampung di kolam pura dialirkan ke areal persawan di wilayah Subak Desa Bringkit, Batulumbung, dan Gulingan.

"Seluruh keturunan Kerajaan Mengwi berkomitmen secara berkelanjutan meningkatkan pelaksanaan terbaik dari sistem subak, karena mencerminkan implementasi dari filosofi Hindu yakni Tri Hita Karana,” katanya kepada Indobalinews, Sabtu 10 April 2021.

Tri Hita Karana merupakan filosofi yang menjaga betul keharmonisan kehidupan yaitu hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungan.

Menurut Suandi keberadaan kolam memiliki aspek sosial yakni upaya menjaga toleransi sosial dalam semangat kebersamaan dengan moto Paras Paros Sarpanaya yakni menjaga keseimbangan dan keharmonisan dalam masyarakat tidak ada perbedaan golongan dan suku.

Dari sisi aspek religius untuk mendorong dan meningkatakan kualitas kehidupan beragama dan pola pikiran spiritual dan cara hidup masyarakat.

Sedangkan dari aspek budaya memelihara dan menjaga budaya tradisional melalui pertunjukan musik atau gambelan dan tarian tradisional sebagai bagian dari upacara.

Terkait aspek ekonomi, tentu mengembangkan ekonomi kerakyatan seperti pelaksanaan terbaik dari sistem subak. Pura Taman Ayun telah menjadi salah satu tujuan terbaik pariwisata yang berdapak positif terhadap perekonomian masyarakat.

Kata dia pengempon Pura Taman Ayun terdiri dari 38 desa adat se-Kecamatan Mengwi dengan pengemong Puri Ageng Mengwi, Badung yang bertangung jawab langsung dengan keberadaan pura atau sebagai pemilik sah.

Pura Taman Ayun dikembalikan penggunaannya oleh dinasti kerajaan Mengwi pada 1634 dengan raja pertama bernama Cokorda Sakti Blambangan.***

Editor: M. Jagaddhita

Tags

Terkini

Terpopuler