Lontar Babad Gumi : Desa Adat Kapal Alami Bencana Besar Tahun 1555, Banyak Warga Meninggal

- 5 April 2021, 14:27 WIB
Pura Desa Adat Kapal Kecamatan Mengwi Badung Bali
Pura Desa Adat Kapal Kecamatan Mengwi Badung Bali /Gung De

INDOBALINEWS - Dalam Lontar Babad Gumi tercatat pada tahun 1555 di Desa Kapal maupun di Bali umumnya pernah terjadi grubug atau bencana besar dimana saat itu jumlah masyarakat yang meninggal tidak terhitung.

Bendesa Adat Kapal I Ketut Sudarsana menyatakan itu, saat ditemui akhir pekan lalu di Desa Kapal, Kecamatan Mengwi Badung.

Dia melanjutkan, dengan melihat Lontar Babad Gumi, tercatat pada tahun 1555 ini, membuat masyarakat yang masih bertahan hidup merasa ngeri, dikarenakan dalam satu hari orang yang meninggal dunia bisa puluhan orang.

Baca Juga: Fenomena Langka, BPSPL Denpasar Kubur Paus Pembunuh Terdampar di Perairan Banyuwangi

Baca Juga: Terbitkan Peringatan Dini, BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem di NTT

Baca Juga: Lezatnya Sate Lilit Bali Kaya Rempah Mengandung Zat Baik untuk Tubuh

Akhirnya masyarakat Kapal yang masih hidup tersebut keluar dari Desa Kapal menyebar ke beberapa daerah di Bali dan menetap hingga sampai saat ini.

"Penyebaran paling saat itu paling banyak ke daerah Tabanan,Buleleng,Negara bahkan ke daerah Karangasem juga ada," tuturnya.

Jadi, kondisi seperti wabah Covid-19 seperti saat ini sejak  dahulu telah ada, meskipun wabah melanda akan tetapi kondisinya bisa dikatakan tetap masih disyukuri. Saat ini, masyarakat bisa menikmati kemajuan teknologi serta ilmu kesehatan semakin meningkat.

Baca Juga: Naik Ojek ke Papua Nugini Secara Ilegal, Mendagri Diminta Tegur Gubernur Lukas Enembe

Baca Juga: Setiap Lima Juta Kelahiran, Seorang Anak Laki Laki Miliki Lebih dari Satu Penis

Kondisi saat ini, seperti pandemi Covid-19, tidak seperti pada tahun 1555.

"Meskipun kondisi Pandemi ada yang meninggal, akan tetapi, hal tersebut rata-rata disebabkan karena penyakit penyerta saja," sambungnya.

Berdasar penelusurannya, dari kejadian tersebut beberapa warga desa Kapal memilih keluar atau pindah dari kapal. Di tempat tinggalnya yang baru, mereka memiliki Pura Sada, sebagai salah satu buktinya atau memiliki pesimpangan.

Baca Juga: Gunakan Kayu Kelapa Teknik 'Palungan' Hasilkan Garam Bali Istimewa Disukai Chef

"Sampai saat ini, beberapa warga yang duhulunya lari atau meninggalkan Desa Kapal telah mengakui dirinya berasal dari Kapal," Katanya.

Karena, setiap pujawali di pura Sada sebagian pemedek datang dari beberapa daerah di luar kapal mengaku dirinya memang berasal dari Desa Kapal," pungkasnya. ***

Editor: R. Aulia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x