Jelang Nyepi di Bali: Wisman diingatkan Lagi Pantangan dalam Nyepi

7 Maret 2024, 14:12 WIB
Dokumentasi kondisi Jalan Tol Bali Mandara saat Hari Raya Nyepi di Denpasar. /ANTARA/Naufal Fikri Yusuf

 

 

INDOBALINEWS - Perayaan Hari Raya Nyepi di Bali jatuh pada Senin 11 Maret 2024. Hari Raya Nyepi dapat dikatakan mengandung makna hari penyucian diri (manusia) dan alam semesta.

Membuang segala kotoran atau segala hal negatif yang telah lampau untuk menyongsong tahun baru (saka). Dan memulai tahun baru dengan sesuatu yang baru, sesuatu yang lebih positif.

Saat hari raya Nyepi, umat Hindu di Bali berupaya menahan hasrat untuk tidak keluar rumah, bekerja, menghidupkan perapian, ataupun mengujarkan kalimat-kalimat tertentu. Pengendalian diri tersebut dilakukan dengan Catur Brata Penyepian.

Baca Juga: Link Live Streaming Nonton Gratis BRI Liga 1, Dewa United vs Persikabo 1973, Hanya di Vidio, Kamis 7 Maret 24 

Sebagian besar memang selama ini para wisatawan domestik dan mancanegara (wisman)  yang kebetulan berada di Bali sudah mengetahui larangan atau pantangan tersebut. Dan untuk mengingatkan kembali para wisman  Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali mengedukasi wisatawan mancanegara (wisman) yang berada di Pulau Dewata saat Hari Raya Nyepi soal pantangan dan kondisi di hari tersebut.

“Pertama edukasi melalui informasi yang kita pasang berupa selebaran di kamar, di lobi, dan di siaran televisi di program ruangan kita, jadi dilihat nanti informasinya secara langsung menjelaskan bahwa tanggal 11 Maret akan jatuh Hari Raya Nyepi,” kata Wakil Ketua PHRI Bali I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya di Denpasar, Rabu 6 Maret 2024.

Baca Juga: Mau Mudik? Bisa Vaksin Booster untuk Lindungi Kelompok Rentan, Kapan Waktu yang Tepat? Simak Penjelasannya

Dia mengatakan edukasi terhadap wisatawan tak sebatas informasi di hotel, namun turut menjelaskan bahwa dibutuhkan permakluman karena Nyepi merupakan bagian dari tradisi dan budaya Bali.

Terhadap wisman yang melakukan penyewaan kamar di hari tersebut, PHRI Bali serentak memberi penjelasan bahwa wisatawan dilarang keluar area hotel selama 24 jam penuh dari pukul 6.00 Wita hingga 12 Maret pukul 6.00 Wita.

Selanjutnya mereka juga diminta mengurangi keributan dan memaklumi kondisi penerangan yang sangat terbatas, karena pantangan ini menyesuaikan dengan Catur Brata Penyepian atau empat pantangan saat Nyepi.

Baca Juga: Liga 1: Borneo FC vs Persebaya Surabaya, Paul Munster Optimis Bajol Ijo Bawa Pulang Poin Penuh dari Balikpapan

Meski demikian asosiasi hotel ini memastikan akomodasi yang melayani saat Nyepi di Bali akan tetap menyiagakan petugas dan melayani tamu.

Rai menyebut tak ada kesulitan dalam mengedukasi wisatawan mancanegara perihal larangan saat Hari Raya Nyepi, menurutnya masyarakat dunia sudah paham sehingga bisa memilih untuk menikmati penyepian atau berwisata ke luar Bali sementara waktu.

“Sekarang Nyepi itu sudah mendunia, hanya di Bali yang bisa menutup penerbangan selama 24 jam, menutup aktivitas, tidak melakukan perjalanan, dan tidak, menyalakan api, jadi mereka sudah menyadari, banyak yang sudah tahu dan dia tidak ingin juga terganggu dua hari itu selama Nyepi,” ujarnya dilansir Antara.

Baca Juga: Jelang Ramadhan: Begini Bahayanya Ghibah dan 'Namimah', Menurut Hadist Al- Baghawi Rahimullah

Meski banyak yang sudah mengetahui Nyepi dan datang untuk merasakan pengalaman ini, PHRI Bali menyadari tak sedikit juga yang enggan berdiam di hotel sepanjang hari.

Industri akomodasi tak memaksakan hal tersebut, mereka juga tidak menjual paket-paket Nyepi demi menggiring wisatawan, sehingga mereka melihat beberapa wisatawan mulai bergeser ke daerah sekitar Bali seperti Lombok sebagai lokasi wisata selama Nyepi.***

 

 

Editor: Shira Ade

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler