Kenaikan Harga 5 Komoditas Ini Berkontribusi Terjadinya Inflasi di 2 Kota Provinsi Bali

- 4 November 2023, 20:47 WIB
Beras salah satu komoditi yang berkontribusi menyebabkan inflasi di 2 kota Bali.
Beras salah satu komoditi yang berkontribusi menyebabkan inflasi di 2 kota Bali. /Twitter/X

 

 

INDOBALINEWS - Kenaikan harga lima komoditas di Bali memberi kontribusi terjadinya inflasi di 2 kota di Provinsi Bali. Kelima komoditas tersebut yaitu tarif angkutan udara, cabai rawit, beras, bensin, dan pisang.

“Berdasarkan komoditasnya, inflasi pada Oktober 2023 terutama bersumber dari kenaikan tarif angkutan udara, harga cabai rawit, beras, bensin, dan pisang. Kenaikan tarif angkutan udara terjadi seiring dengan masih tingginya permintaan di tengah kenaikan harga avtur,” tutur Erwin di Denpasar, Jumat 3 November 2023 dalam pernyataan resminya.

Sedangkan, lanjut Erwin, kenaikan harga cabai rawit (30,84% mtm) dan beras (1,39% mtm) akibat keterbatasan pasokan. Sementara itu, kenaikan harga bensin terjadi seiring dengan kenaikan harga BBM non subsidi per 1 Oktober 2023 dengan rata-rata kenaikan sebesar 5%.

Baca Juga: Elon Musk Segera Luncurkan 'Grok', Chatbot AI yang Bisa Bercanda

Realisasi inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat deflasi sebesar -0,03% (mtm) dan inflasi nasional pada periode yang sama sebesar 0,17% (mtm). Secara tahunan, inflasi di Provinsi Bali tercatat sebesar 2,64% dan tetap terjaga pada rentang sasaran 3%±1%,” ujar Erwin menambahkan.

Sementara itu berdasarkan rilis BPS Provinsi Bali, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan dua kota di Provinsi Bali (Denpasar dan Singaraja) pada Oktober 2023 tercatat sebesar 0,18% (mtm).

Baca Juga: Pernyataan Sikap Forum Pemred PRMN terhadap Situasi di Palestina: Kami Menyebutnya Penjajah dan Genosida

Menyikapi hal tersebut, Erwin Soeriadimadja berharap seluruh pihak lebih waspada terhadap potensi kenaikan permintaan menjelang akhir tahun. Di sisi lain, komoditas mengalami deflasi terutama berasal dari penurunan tekanan harga daging ayam ras, semangka, bawang merah, canang sari, dan buah naga.

”Pada November 2023, risiko yang perlu diwaspadai antara lain potensi kenaikan tarif angkutan udara seiring dengan tren peningkatan harga avtur dan masih tingginya permintaan, potensi kenaikan harga cabai rawit sesuai dengan pola panennya,’’ katanya.

Dia mengungkapkan di sisi lain, intensitas El Nino diprakirakan mulai mereda dan curah hujan meningkat pada November akan mendukung produksi hasil pertanian.

Baca Juga: Ini 10 Buah dengan Tingkat Kalori Tinggi yang Menyehatkan, Simak Yuk!

Selain itu, mulai terjadinya panen padi pada November 2023 dan penyaluran bantuan pangan beras diprakirakan menahan laju kenaikan harga beras.

Konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dengan Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dilakukan untuk menjaga tingkat inflasi.

TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota di Bali, menurut Erwin Soeriadimadja, secara konsisten melakukan pengendalian inflasi melalui kerangka 4K.

Baca Juga: Puluhan Oknum Suporter PSS Sleman Ricuh dan Rusak Bench Pemain Pasca Kalah dari Bali United

Antara lain, intensifikasi penyelenggaraan operasi pasar murah untuk menjaga stabilitas harga dan pemantauan harga dengan koordinasi antar lembaga, melaksanakan pemantauan di pasar dan distributor untuk memastikan ketersediaan pasokan, memperluas dan meningkatkan Kerja sama Antar Daerah (KAD).

Juga mendorong peningkatan peran Perumda Pangan di Bali sebagai offtaker untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga bahan pangan strategis, dan penyampaian harga pangan strategis untuk menjaga ekspektasi masyarakat. ***

 

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah