“Orang-orang yang datang ke sini hari ini datang ke sini dengan damai dan benar-benar menyerukan demokrasi,” kata Panupong Jadnok, salah satu pemimpin protes. “Polisi telah memanggil beberapa kompi petugas. Saya yakin mereka bisa memastikan orang-orang aman. "
Para pengunjuk rasa memang mengenakan masker tetapi mengabaikan permohonan dari Prayuth Chan-ocha, pada kamis malam, untuk membatalkan acara tersebut.
Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mengatakan bahwa unjuk rasa berisiko menyebarkan virus corona dan menggagalkan pemulihan ekonomi Thailand yang terpukul.
Baca Juga: Kim Jong Un Marah Fotonya Dicetak Pakai Kertas Daur ulang, Warga Ketakutan Dikenai Hukuman
Tuntutan utama yang dideklarasikan oleh para pengunjuk rasa pada bulan Juli adalah pembubaran parlemen dengan pemilihan baru, konstitusi baru dan diakhirinya intimidasi terhadap aktivis politik.
Tuntutan mereka berusaha untuk membatasi kekuasaan raja, menetapkan kontrol yang lebih ketat atas keuangan istana, dan memungkinkan diskusi terbuka tentang monarki.
Keberanian mereka hampir tidak pernah terjadi sebelumnya, karena monarki dianggap sakral di Thailand. Undang-undang lese majeste menyerukan hukuman penjara tiga hingga 15 tahun bagi siapa pun yang terbukti bersalah mencemarkan nama baik institusi kerajaan.(***)