Resensi Buku Penulis Korsel, 'How To Love': Kembali Menemukan Cinta yang Bisa Membebaskan

- 25 Mei 2024, 09:43 WIB
Ilustrasi merakit cinta.
Ilustrasi merakit cinta. /Pexels/RODNAE Productions

INDOBALINEWS - Membaca buku merupakan salah satu aktivitas paling menyenangkan untuk mengisi waktu. Tak hanya untuk mengisi waktu libur di akhir pekan atau libur beraktivitas rutin, namun pada sebagian orang, membaca adalah sebuah kebutuhan pokok setiap hari untuk menambah wawasan dan menetralkan sudut pandang yang kadang salah dalam membaca kehidupan.

Membaca buku bisa dimaknai dalam lingkup luas juga tidak hanya tekstual namun juga subtansial dalam membaca kehidupan. Karena membaca bisa menjadi sarana untuk mengembangkan akal dan mencerahkan pikiran dan membersihkan hati nurani kita.

Anggap saja, buku adalah pesawat, kereta api, dan 'jalan harapan' untuk orang-orang yang ingin berada ditempat lain dan ingin 'berada' dalam pengalaman hidup orang lain. 

Berikut rekomendasi buku bagus yang layak dibaca untuk Anda! How to Love.

Persoalan cinta sangat subyektif bagi tiap orang tergantung latar belakang, pengalaman hidup dan cara pandang hidup masing-masing. Ada orang orang yang sangat santai saat putus cinta atau kehilangan seseorang yang sangat berarti, namun tak sedikit yang berujung bunuh diri. 

Kadang cinta begitu rumit untuk dipertanyakan dan dijawab namun, bukan berarti cinta tak dapat dipahami. Cinta adalah urusan mengontrol emosi dan perasaan. Tentu saja kita perlu belajar, perlu pandai dalam mengelola emosi dan keterampilan untuk menyampaikan isi hati.

Salah satu buku best seller karya Yoon Hong Gyun ini mengajak kita mencintai diri sendiri, HOW TO LOVE memaparkan cara mencintai orang lain dengan benar, cinta yang tak sekadar pria wanita. Melalui HOW TO LOVE kita dapat menelaah cinta agar dapat mencintai dan belajar dicintai; menghadapi berbagai risiko cinta tanpa kasih sayang; menerima putus cinta atau ghosting yang menyakitkan hingga kembali menemukan cinta yang bisa membebaskan.

Penulis buku sekaligus seorang psikiater atau dokter spesialis kejiwaan ini tak hanya terkenal di negara asalnya Korea Selatan tetapi juga karya-karyanya sudah mendunia dan menjadi best seller. Lewat How to Love, Yoon Hong Gyun terbesit keinginan untuk kembali menuliskan bacaan yang memotivasi orang lain dalam usaha mereka untuk menjadi lebih baik di esok hari.

Baca Juga: Nantikan Film Baru Sutradara Steven Spielberg di 2026

Dalam buku How to Love karya Yoon Hong Gyun ini, kita diajak untuk belajar caranya supaya bisa mencintai diri sendiri dan orang lain lewat banyak proses yang bisa membuat kita bisa mempelajari cinta.

Terlepas dari jutaan kemungkinan masalah yang muncul karena perkara cinta, sebenarnya kebanyakan orang hanya lupa bagaimana cara mempelajari cinta itu sendiri.

Jika ada banyak cara mendefinisikan cinta, maka ada banyak pula cara mempelajarinya. Kadang kita bahkan tidak menyadari seberapa penting belajar dan memahami cinta itu sendiri. Cinta disini dalam artian yang luas, baik belajar mencintai diri sendiri maupun orang lain.

Dalam buku ini penulis membeberkan kenyataan bahwa kerap kali orang merasa cinta terasa rumit dan menakutkan, tetapi juga menghadirkan berbagai macam keindahan serta proses pembelajaran dan pendewasaan dalam hidup.

Untuk bisa mencintai orang lain kita perlu memahami bentuk cinta itu sendiri, kemudian mempelajari orang lain untuk dapat mencintai mereka. Bahkan setelah mencintai sekalipun kita tidak henti-hentinya belajar dari hubungan itu sendiri.

Buku How to Love yang dirilis pada 2021 diakui merupakan sebagian kecil dari pengalaman pribadinya ketika menangani para klien. Dari sekian banyak permasalahan yang sudah pernah dikeluhkan, mungkin bisa dibilang sebagian besar juga menyangkut mengenai percintaan dan juga rasa kasih sayang terhadap diri sendiri.

 

Menurutnya jika tidak pernah diekspresikan, cinta bisa saja hilang seperti saat kita lupa ingatan. Kuncinya adalah melalui belajar. Cinta butuh untuk terus dipahami dan dipelajari agar kita bisa selalu mencintai diri sendiri dan orang lain.

Supaya kehidupan jauh lebih mudah dan tenang dengan cinta sebagai bahasa tubuh yang paling sempurna.

Baca Juga: Sangha Mahayana Indonesia Gelar Prosesi Waisak 2568 BE/2024 di Candi Sojiwan

Mencintai dan dicintai

Semua orang tentu ingin dicintai, begitu pula kita. Tapi bagaimana orang lain akan bisa mencintai kita jika kita tidak bisa memulainya dengan mencintai diri sendiri? oleh karena itu, dokter Yoon menyatakan bahwa elemen yang paling penting dan utama adalah bagaimana kita bisa mulai mencintai diri sendiri lebih dulu.

Sehingga untuk bisa mencintai diri sendiri, kita perlu mengakrabkan diri dengannya. Sehingga harga diri mampu terbangun dengan baik, membuat kita tidak selalu merasa insecure terhadap diri sendiri. membuat kita bisa lebih paham apa yang dibutuhkan dan apa yang diinginkan.

Satu hal yang pasti adalah cinta bukanlah sesuatu yang dapat kita lepaskan dengan mudah hanya karena ingin menyerah. Kenyataannya cinta bisa dijelajahi cinta dengan santai.

Memberikan waktu untuk diri sendiri dan mulai melakukan hal-hal yang menyenangkan. Harga diri inilah yang akan sangat mendorong kita memiliki kepercayaan diri. Nantinya, jika seseorang telah bisa mencintai diri seutuhnya dan menghargai diri sendiri, maka mungkin tidak ada lagi perasaan yang membebani dan memicu stres.

Beranjak dari mencintai diri sendiri, kemudian mulai mencintai orang lain. Bagi mereka yang mampu menyadari kualitas dirinya, akan mampu memiliki waktu untuk mencintai orang lain. memiliki ketertarikan untuk menjalin sebuah hubungan. Begitu juga dengan orang lain, mereka akan tertarik pada kita si percaya diri.

Baca Juga: Teriakan 'Bebaskan Palestina', Ratusan Mahasiswa Walkout Saat Wisuda di Universitas Harvard

 

Berani Menerima Risiko Mencintai

Bitter Sweet Love senyatanya ‘cinta tidak selamanya indah’ maka itulah cinta. Selalu ada risiko dalam berbagai termasuk cinta. Seharusnya hal ini bukan membuat kita menjadi enggan menjalin hubungan, karena tidak menjalin hubungan pun juga memiliki risikonya sendiri.

Salah satu cara untuk mengatasi persoalan cinta adalah komunikasi saling memahami apa maunya diri sendiri dan pasangan. Melalui komunikasi kita jadi paham dan bisa memberikan toleransi.

Bahwa ada hal-hal yang tidak perlu diucapkan, adapun hal-hal yang justru akan baik jika diungkapkan. Adanya sebuah hubungan juga membantu kita belajar memahami situasi, memahami orang lain.

Sebab komunikasi, merupakan sebuah pertukaran emosi dan juga rasa simpati pada pasangan. Hanya saja kita yang memilih komunikasi itu untuk menyemangati atau malah menjatuhkan.

Baca Juga: Info Haji 2024: Kemenag Protes soal Delay Penerbangan Garuda 4 Jam

Berani Patah Hati

Buku ini juga memiliki bagian yang membahas mengenai masalah patah hati. Dimana pada kondisi tersebut, banyak juga yang mengalami depresi, kebencian dan perasaan negatif lainnya.

Patah hati menjadi proses yang bisa membuat kita lagi-lagi belajar. Berani jatuh hati, maka artinya kita juga harus berani mendapatkan kemungkinan adanya patah hati pula.

Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam menangani hati yang patah.  Semua emosi dan perasaan buruk yang ada di dalam hati yang patah, perlahan akan hilang. Ketika emosi sudah mereda, kita akan kembali menyadari bahwa yang terpenting adalah untuk fokus pada diri sendiri. ***

 

 

Editor: Shira Ade

Sumber: Dari Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah