INDOBALINEWS - Salah satu wilayah Indonesia yang bisa disebut benar-benar mencerminkan keberagaman Indonesia adalah Pulau Bali yang tak hanya kaya dengan pemandangannya yang indah tapi juga keberagaman seni budaya dan tradisi.
Salah satu tradisi di Bali yang mencerminkan indahnya keberagaman adalah Ngejot. Dalam Bahasa Bali "Ngejot" diartikan sebagai "memberi", tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa terima kasih kepada sesama umat manusia.
Tradisi ngejot di Bali sering dilakukan menjelang perayaan Idul Fitri, Hari Raya Galungan, Kuningan, dan Nyepi.
Tradisi Ngejot ini biasa dilakukan masyarakat Bali. Memberi makanan kepada sesama. Ini menjadi bagian dari bentuk pertemanan, persaudaraan bagi sesama, sebut Rektor Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus (UHN IGB) Sugriwa, I Gusti Ngurah Sudiana yang dikutip dari laman resmi kemenag.go.id.
Baca Juga: The Denpasar KPU Launches I Caka as The Mascot and Ayo Votes as The Election Jingle
Lebih lanjut dikatakannya tradisi Ngejot disebut jalinan silaturahim kepada sesama. Pertemuan Hindu-Islam ini terwujud dalam bentuk mengantarkan makanan kepada sanak saudara maupun tetangga yang berbeda agama, terutama saat hari besar keagamaan, seperti Galungan atau Idul Fitri.
"Tradisi ini sudah tumbuh dan berkembang dalam keberagamaan masyarakat Bali. Saling memberi makanan, kue-kue, buah-buahan antar tetangga terdekat di setiap desa atau lingkungan. Selain bentuk persaudaraan, ini juga bentuk kerukunan, yang sudah terbangun sejak lama sampai sekarang," jelas I Gusti Ngurah Sudiana.
Seperti yang dilakukan umat Muslim di Bali yang tergabung di Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) yang kembali menjalani tradisi Ngejot pada perayaan Idul Adha senin 17 Juni 2024.