ICW Kritik Jokowi, ‘Presiden Lebih Berhati-hati Dalam Memilih Orang Yang Akan Digandengnya!’

27 November 2020, 10:38 WIB
Ilustrasi logo Indonesian Corruption Watch (ICW). /ANTARA

INDOBALINEWS - Kasus tertangkapnya Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo terus menjadi perhatian dan sorotan masyarakat.

Edhy Prabowo dan istrinya ditangkap KPK pada Rabu, 25 November 2020, dini hari di terminal kedatangan luar negeri Bandara Soekarno Hatta, sesaat baru tiba dari lawatannya ke luar negeri.

Kejadian ini dinilai banyak pihak akan mencoreng nama Presiden Joko Widodo, karena ini terjadi pada salah satu menteri dalam kabinetnya saat ini.

 Baca Juga: Pasca Penetapan Status Hukum Edhy Prabowo, Pegawai KKP Tetap Semangat Layani Masyarakat

Edhy Prabowo, sang Menteri Kelautan dan Perikanan tersebut ditangkap dalam kasus dugaan suap izin ekspor baby lobster dan dijadikan tersangka.

Peneliti Indonesian Corruption Watch (ICW) Tama S. Langkun, mengutarakan pendapatnya atas penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) ini.

Tama berpandangan bahwa, ketika ada salah satu menteri yang terperosok dalam sebuah kasus, ini harus menjadi pelajaran bagi Jokowi dalam memilih anggota kabinet lain ke depannya.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Sinovac Siap Diberi Label Halal, Telah Penuhi Aspek Produksi Obat Yang Baik  

"Poinnya adalah ini harusnya jadi kritik buat Pak Jokowi, artinya ketika ada menteri yang tertangkap, ini berarti apa? Pak Jokowi dalam menentukan menterinya ini juga perlu kita kritisi," tutur Tama sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dalam tayangan Mata Najwa yang diunggah di Youtube Najwa Shihab pada 26 November 2020.

 Baca Juga: Ribuan Warga Australia Terdampar Tidak Bisa Pulang, Marah Kepada Pemerintah

Tama mengimbau agar Presiden RI, Jokowi lebih berhati-hati dalam memilih orang yang akan digandengnya, seperti yang dikutip indobalinews dari Pikiran-Rakyat.com dalam artikel yang sudah tayang berjudul, “Seret Nama Jokowi dalam Kasus Edhy Prabowo, ICW: Ada Menteri yang Tertangkap, Ini Berarti Apa?.

Sebab, menurut Tama jika pilihan Jokowi jatuh pada orang yang kurang tepat, maka hal itu akan menimbulkan resiko untuk masa yang akan datang.

"Jangan sampai kemudian memberi ruang sama orang-orang yang kemudian memiliki kesempatan buat melakukan korupsi, jangan kemudian malah dibebankan pada Jokowi," tutur Tama.

Baca Juga: Setelah OTT, Edhy Prabowo Mundur Dari Kementerian dan Partai

Sementara, sebelumnya Joko Widodo telah menyatakan dukungannya pada KPK.

Meski orang yang tengah ditangani KPK adalah menteri dari kabinet kerjanya, Jokowi meminta agar lembaga antisuar itu tetap mengusut kasus tersebut dengan transparan.

"Saya percaya KPK bekerja transparan, terbuka, profesional," kata Jokowi sebagaimana dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, yang diunggah pada 25 November 2020.(Alanna Arumsari Rachmadi/Pikiran-rakyat)(***)



Editor: Rudolf

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler