INDOBALINEWS - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan pembersihan puing rumah terdampak gempa Cianjur dapat selesai dalam waktu 40 hari.
Sehingga pembangunan kembali rumah yang hancur dapat segera dilakukan.
Menurut Kepala BNPB Lerjen TNI Suharyanto, S.Sos, MM, sampai hari Rabu 4 Januari 2023 sudah ada lebih dari seribu rumah yang telah dibersihkan.
Baca Juga: Madura United Dikabarkan Resmi Datangkan Kwabena Appiah, Eks Winger Incheon di K League 1
Dikatakannya setelah pembersihan selesai, maka warga dapat membangun kembali rumahnya di lokasi yang sama.
Khususnya bagi mereka yang telah mendapat rekomendasi untuk tidak harus direlokasi.
"Fokus satu bulan atau 40 hari terakhir ini kita bersihkan puing-puing rumah. Sekarang yang sudah dibersihkan ini hampir seribu rumah," ujar Suharyanto dalam pernyataan resmi yang dikuti Kamis 5 Januari 2023.
Baca Juga: BKSDA Imbau Warga Waspadai Kemungkinan Munculnya Buaya di Pantai Legian yang Lain Lagi
Dalam proses pembersihan puing hingga pembangunan rumah kembali, Suharyanto mengatakan bahwa pemerintah telah membentuk satgas khusus yang terdiri dari unsur TNI, Polri, Kementerian PUPR dan lembaga terkait lainnya berjumlah 2.500 personel.
Sampai hari ini, seluruh personel itu terus membantu masyarakat membersihkan puing.
"Akan dilaksanakan oleh masyarakat sendiri dibantu TNI, Polri. Sudah ada satgas berjumlah 2.500 orang. Tiap hari membantu masyarakat membersihkan puing,” ungkap Suharyanto.
Baca Juga: Rumor Transfer Pemain Liga 1: PSS Sleman Dikabarkan Ingin Pulangkan Haris Tuharea dari Madura United
Selain personel, pemerintah juga telah mengerahkan lebih dari 40 alat berat untuk mempercepat proses pembersihan puing di 16 kecamatan.
Hal itu dilakukan karena pembersihan puing rumah dan bangunan yang hancur tidak dapat dilakukan tanpa alat berat.
Baca Juga: Eny 12 Tahun Hidup Tanpa Listrik di Rumah Mewah yang Terbengkalai
"Menggunakan alat berat. Puing kan tidak bisa hanya pakai tangan. Alat berat per hari ini sudah ada sebanyak 40 alat berat tersebar di 16 kecamatan,” jelas Suharyanto.***