Industri Teknologi Finansial Indonesia di Prediksi Tumbuh Melejit 5 Tahun Kedepan

- 19 November 2020, 18:33 WIB
Ilustrasi Fintech.
Ilustrasi Fintech. /Pexels/Burak K./

INDOBALINEWS - Presiden Joko Widodo saat membuka Indonesia Fintech Summit 2020  Rabu, 11 November 2020, menyebutkan bahwa indeks inklusi keuangan Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan pencapaian beberapa negara Asean.

Pada 2019, indeks inklusi keuangan Indonesia berada pada angka 76 persen atau lebih rendah dibandingkan dengan beberapa negara lain di Asean seperti Singapura yang mencapai 98 persen, Malaysia 85 persen, dan Thailand 82 persen.

Sementara itu, tingkat literasi keuangan digital nasional juga masih rendah, yakni baru mencapai 35,5 persen.

Baca Juga: Serobot Jalur Busway, Sedan Mewah Tabrak Pejalan Kaki Hingga Tewas

Pencapaian Indonesia pada 2019 itu sebenarnya meningkat dibandingkan dengan hasil empat tahun lalu. Dari hasil survei OJK 2016, saat itu indeks literasi keuangan masih 29,7 persen dan indeks inklusi keuangan 67,8 persen. 

Namun, faktanya memang masih banyak masyarakat yang menggunakan layanan keuangan informal dan hanya 31,26 persen masyarakat yang pernah menggunakan layanan digital.

Jasa layanan fintech memang telah berkembang pesat di Indonesia sejak 2016. Industri fintech kini tak hanya berfokus pada sistem pembayaran dan pembiayaan, tetapi juga model bisnis lainnya seperti asuransi digital, hingga penghimpunan modal.

 Baca Juga: Jerinx, Dapat Kunjungan Anji Sebelum Sidang Putusan Kasusnya

Pemerintah berharap fintech akan memainkan peran penting dalam meningkatkan inklusi keuangan yang baru mencapai 76 persen pada 2019. "Kami berharap inklusi keuangan dapat mencapai 90 persen pada 2024 sesuai dengan arahan presiden," kata Airlangga selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Halaman:

Editor: Rudolf

Sumber: indonesia.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah