Bersama Sammy adalah Richard Dawson, gitaris musik klasik yang drastis mengubah petikan gitarnya menjadi bergenre heavy metal; Ralph Beam, bassist dan John Asher, penggebuk drum.
Sammy mengatakan, nama REOG berasal dari kesenian mistik tradisional Reog dari Ponorogo, Jawa Timur yang menggambarkan figur berkepala macan dan burung merak. Musik dan lirik REOG yang menghentak keras dengan genre heavy metal melukiskan dinamika di antara keduanya.
“Tak ada yang pasti hitam atau putih, baik atau jahat. Manusia bergerak terus menerus di antara keduanya,” kata Sammy.
Baca Juga: Mati Lampu, Slamet Riyanto asal Rembang Tewas saat Nyalakan Listrik
Album pertama REOG berjudul “For The Flowers” meluncur pada tahun 2010 dengan dua lagu favorit yang ditunggu penggemar di berbagai konser: “Where You Wanna Go” dan “Not My Way.”
Album berikutnya “Final Tears Falling” dirilis pada 2013 dengan tujuh lagu dan video klip “Reflections” yang meluaskan basis penggemar REOG Band hingga ke Asia, Eropa dan Amerika Selatan.
Album terakhir meluncur pada 2018, “First Thing First” berisi tujuh lagu, termasuk “Island of the Gods” yang melukiskan keindahan pulau dewata Bali.
Baca Juga: Luar Biasa, Dalam 6 Bulan KPK Terima 2.707 Laporan Dugaan Korupsi di Berbagai Instansi Pemerintah
Setelah pandemi COVID-19 mereda, REOG Band lebih banyak mengisi panggung konser live di Los Angeles, antara lain di LA Burning Fest III, California, ikut serta dalam penyisihan band yang akan tampil di Wacken Festival dan konser lain di Sunset Strip yang terkenal dengan skena musiknya.
REOG pernah menjadi bank pembuka untuk konser Slank (2007, 2008) dan Kotak (2013) di Los Angeles. ***