Baca Juga: Jumlah Penumpang di Bandara Bali, Turun 68%
Sedangkan Case Fatality Rate Bali (CFR) 1,6% juga dibawah rata-rata nasional sebesar 4,2% . Demikian juga dengan angka Case Recovery Rate (CRR) Bali mencapai 81,1% atau lebih tinggi dibandingkan angka rata-rata nasional sebesar 70,6%.Terkait angka sembuh, Bali ada diperingkat 9.
Walaupun dari angka-angka yang ada, Bali masih lebih baik dari rata-raata nasional, Ari Dwipayana mengingatkan bahwa kemampuan Bali untuk melandaikan kurva covid-19 akan menentukkan kecepatan pemulihan ekonomi Bali yang mengalami kontraksi cukup dalam.
Perhatian khusus diberikan pemerintah Pusat pada ekonomi Bali, mengingat Provinsi Bali mengalami kontraksi ekonomi dalam dua kuartal terakhir.
Baca Juga: Live Streaming Sidang Perdana Jerinx SID Akan Dilakukan PN Denpasar
Pada kuartal I tahun 2020, saat ekonomi Indonesia tumbuh 2.97%, pertumbuhan ekonomi Bali mengalami kontraksi ( minus 1.14%). Pada kuartal II saat perekonomian nasional terkontraksi ( minus 5.32%), perekonomian Bali mengalami kontraksi paling dalam dibandingkan seluruh provinsi di Indonesia yaitu ( minus 10.98%).
Baca Juga: Belajar Dari Kasus Reza, Narkoba Bisa Bikin Bingung, Kejam Hingga Bunuh Diri
Selain Bali, tercatat lima (5) provinsi lain yang juga mengalami kontraksi cukup dalam yaitu secara berturut-turut: Prov DKI Jakarta ( minus 8,22); Prov Banten ( minus 7,40); Prov DI Yogyakarta ( minus 6,74); Prov Kepulauan Riau ( minus 6,66); Prov Jawa Barat ( minus 5.98).
Baca Juga: Memasak, Tradisi Unik di Tanjung Benoa saat Galungan dan Kuningan
Ari Dwipayana menegaskan bahwa posisi Bali sebagai destinasi pariwisata unggulan Indonesia serta hub utama pariwisata Indonesia membuat penanganan covid-19 di Provinsi Bali semakin penting dan mendesak.
Anjoknya ekonomi Bali berdampak pada daerah daerah lain. Banyak aktivitas perekonomian di daerah lain yang terkait pariwisata Bali terkena dampak atas penurunan aktivitas pariwisata di Bali.