Balai Besar Veteriner Denpasar Teliti Penyebab Matinya Ribuan Burung Pipit di Gianyar

12 September 2021, 15:20 WIB
Ribuan burung pipit ditemukan mati dan menumpuk di areal kuburan Desa Pering, Gianyar. Kini Balai Besar Veteriner Denpasar tengah meneliti penyebab kematian burung-burung tersebut. /IndoBaliNews/Abiyyu

INDOBALINEWS – Balai Besar Veteriner Denpasar sedang melakukan penelitian terhadap matinya ribuan burung pipit ydi kuburan Banjar Sema, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar, Bali.

Staf dari Dinas Peternakan Kabupaten Gianyar telah turun langsung ke lokasi pada Kamis, 9 September 2021 dan mengambl beberapa sampel untuk diteliti.

Sampel burung pipit yang telah mati itu kemudian dibawa ke Balai Besar Veteriner Denpasar untuk diteliti tentang penyebab matinya ribuan burung pipit tersebut.

Baca Juga: FBI Buka Dokumen Serangan 11 September 2001, Isinya Ternyata Arab Saudi Tidak Terlibat

Kepala Balai Besar Veteriner Denpasar, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Provinsi Bali Drh. I Wayan Masa Tenaya mengatakan untuk mendapatkan hasil dari pemeriksaan sampel burung tersebut memerlukan waktu.

“Pemeriksaan patologi yakni bedah bangkai burung ini setidaknya membutuhkan waktu dua hari karena ada proses formalin dan lainnya. Namun secara bio teknologi kami juga sudah melakukan isolasi DNA atau RNA untuk mengetahui apakah burung-burung tersebut terkena penyakit infeksi atau lainnya," katanya, Minggu 12 September 2021.

Menurut Masa Tenaya menambahkan hasil pemeriksaan sempel burung pipit akan diberikan kepada pihak terkait secara resmi yakni Dinas Peternakan dan tembusan ke Direktur Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian di Jakarta.

Baca Juga: Pengeliling Bumi Pertama adalah Orang Indonesia, Enrique Maluku Namanya

Berita dan video tentang kematian ribuan burung pipit ini sempat viral di sejumlah media sosial.

Dalam video tampak ribuan bangka burung pipit bertumpuk dan berserak di sekiat setra atau pekuburan Banjar Sema, Desa Pering.

Kasubag Tata Usaha Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali Prawono Meruanto mengatakan matinya ribuan burung itu diduga akibat hujan lebat karena air hujan mengandung keasaman tinggi.

Dugaan lainya, lanjut Prawono, kemungkinan burung-burung tersebut makan padi di sawah yang baru obat pembunuh hama/serangga atau sehabis dipupuk sehingga mengakibatkan keracunan.***

 

 

Editor: M. Jagaddhita

Tags

Terkini

Terpopuler