Bencana Alam dan Refleksi Jati Diri

18 Desember 2022, 13:03 WIB
R. Ahmat Juniawan, Ketua Yayasan Patriot Bela Negara, Minggu 18 Desember 2022 /Indobalinews

INDOBALINEWS - Bencana alam yang terjadi di beberapa daerah beberapa tahun terakhir ini, bukan hanya meluluhlantakkan perekonomian, harta benda, mental spritual masyarakat terkena bencana, bahkan korban jiwa.

Lumpuhnya kehidupan sementara bagi daerah yang tertumpah musibah bencana alam, kata Ketua Yayasan Patriot Bela Negara, R. Ahmat Juniawan di Jakarta, Rabu, 15 Desember 2022, adalah kehendak dari Sang Pencipta alam ini.

Baca Juga: Sukiman Azmy : Persatuan Hati dan Pikiran Bangsa Sasak, Modal Utama Bangun NTB

Menurutnya, musibah bencana alam adalah bagian dari sebuah peringatan dari Sang Pencipta agar kita merefleksikan jati diri manusia sesungguhnya.


"Tetapi dalam situasi kehancuran dan kelumpuhan seperti musibah bencana alam, siapapun akan sangat sulit bangkit kembali" katanya.


Dalam situasi kondisi seperti inilah, katanya, kehadiran yayasan kami hadir untuk memberikan teraphy pasca bencana alam (trauma healing).

Baca Juga: Liga 1: Persis Solo vs Persib Bandung, Luis Milla Pusing Tujuh Keliling, Sayap Kiri Pincang


Trauma healing ini, kata dia, yang kami sentuh adalah masyarakat dari daerah yang terkena musibah.

"Itu umumnya mental dan spiritual masyarakat, biasanya berada pada posisi titik terendah. Inilah yang harus dikembalikan lagi, walaupun itu sangat sulit," katanya.

Karena itu, sebut dia, setiap daerah yang terkena musibah, Yayasan Patriot Bela Negara ini, maksimal 2 X 24 jam, sudah berada di lokasi daerah yang tertimpa bencana.

Baca Juga: Kawasaki Ninja H2 Produksi Desember 2014 Hingga September 2022 Ditarik Karena Mesin Mati Tiba Tiba


Itu pun, katanya, dengan ataupun diminta baik oleh pemerintah ataupun masyatakat, kami akan selalu hadir.


"Bagi kami adalah semata panggilan jiwa kemanusiaan saja untuk membantu saudara-saudara kita yang tertimpa musibah," katanya.


Bahkan, kata Wawan, seringkali ketika kami menuju daerah yang tertimpa musibah tersebut, seringkali bermodal nekad.


Tetapi modal yang paling besar yang kami miliki, sebut dia, adalah tekad untuk membangkitkan kembali sebuah asa dari masyarakat yang umumnya dalam kondisi putus asa.

Baca Juga: Konflik Israel Palestina, PM Netanyahu Tawarkan Perdamaian Bersyarat


Kalaupun seandainya kami memiliki anggaran dalam situasi dan kondisi masyarakat seperti itu, katanya, dengan panggilan jiwa kemanusiaan, tentu kami akan memberikannya secara tulus dan ikhlas.


Menurut Wawan, pengalaman dari gempa bumi Lombok tahun 2018, adalah kesan yang paling mendalam.


Rasa sedih dan kepiluan yang mendalam, sebut dia, sangat dirasakan oleh seluruh tim yang dibawa dari Jakarta.

"Bupati Lombok Timur, Bapak Sukiman Azmy yang kalau tidak salah, baru dilantik, memiliki rasa peduli yang sangat tinggi, menjadi semangat bagi kami dan seluruh masyarakat," katanya.


Kepedulian dari pimpinan daerah, bagi Wawan, adalah mempercepat kondisi spritual masyarakat menjadi lebih cepat pulih.


Masalahnya, menurut Wawan, dengan pulihnya mental dan spiritual masyarakat, akan menjadi semangat yang tinggi untuk memulai sebuah kebangkitan dari titik nadir terendah.

Baca Juga: Liga 1: Persis Solo vs Persib Bandung, Jaimerson Xavier dan Fabiano Beltrame Kunci Hadapi Pangeran Biru


Wawan menambahkan, kalaupun tim kami memiliki anggaran, itu akan kami kembalikan lagi ke masyarakat yang tertimpa musibah.

 

Biasanya, kata dia, bentuk pengembalian ke masyarakat itu, dalam bentuk sembako ataupun perlengkapan sekolah.


Bahkan, sebut dia, Pemerintah daerah Lombok Timur, sekarang ini, memberikan anggaran kepada yayasan kami untuk trauma healing masyarakat Cianjur yang sedang tertimpa musibah.

"Kita bukan menyanjung Bupati Lombok Timur, tetapi sangat perlu diapresiasi, Pak Azmy (Maksudnya Sukiman Azmy) memiliki rasa peduli sesama yang sangat tinggi," katanya.

Baca Juga: Liga 1: Lerby Eliandry Ungkap Penyebab Bali United Kalah dari Borneo FC


Tujuan kami, katanya, semata untuk mengajak masyarakat untuk melupakan musibah yang telah terjadi dan mengajak untuk hidup normal kembali.


"Hanya dengan pola dan teknis seperti inilah, kondisi daerah yang tertimpa musibah akan cepat bangkit dari kehancuran dan kelumpuhan kehidupan," katanya. ***

Editor: Yulius Ndakadjawal

Tags

Terkini

Terpopuler