Kekeringan Meluas Menjadi 15 Titik di Bali, Waspadai Karhutla

- 1 Oktober 2023, 15:07 WIB
Kondisi wilayah terdampak Karhutla di Karangasem pada Jumat 29 September 2023.
Kondisi wilayah terdampak Karhutla di Karangasem pada Jumat 29 September 2023. /Dok BPBD Bali

Baca Juga: Badan Bahasa Kemendikbudristek Bantah Klaim Literasi Warganet Rendah, 'Data Perlu Dikritisi'

BBMKG Denpasar memetakan secara umum hari tanpa hujan di Bali berada pada kategori masih ada hujan hingga kekeringan ekstrim atau lebih dari 60 hari tidak turun hujan. Ada pun distribusi curah hujan di Bali secara umum hingga 38,4 milimeter per 10 hari.

Sebelumnya, kawasan Taman Wisata Alam Gunung Batur di Kabupaten Bangli mengalami kebakaran diperkirakan akibat kekeringan pada Sabtu (2/9) dengan luasan lahan terbakar diperkirakan sekitar lima hektare.

Baca Juga: Tragis! Nenek 91 Tahun di Jembrana Tercebur Sumur, Tim SAR Turun Hingga 25 Meter 

Kebakaran juga melanda lereng hutan Bukit Kelindang di Desa Kerta Mandala, Kecamatan Abang, Karangasem dengan luasan terdampak diperkirakan sekitar satu hektare pada Senin 25 September 2023.

Sebelumnya, BBMKG Denpasar memperkirakan puncak musim kemarau di Bali terjadi pada Juli-Agustus 2023 yang dipengaruhi fenomena El Nino.

Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) apabila mencapai angka lebih dari 1 merupakan intensitas moderat dan akan semakin kering.

Baca Juga: Asian Games Hangzhou: Zohri Minta Maaf Belum Bisa Jadi Terbaik

Kondisi El Nino diperkirakan mencapai 1,01 pada periode Juni, Juli, Agustus (JJA) 2023, kemudian meningkat lagi pada periode Juli Agustus September 2023 (JAS), dan Agustus September Oktober (ASO) mencapai 1,10. Kemudian berangsur menurun hingga November Desember Januari (NDJ) mencapai 0,92.***

Halaman:

Editor: Shira Ade

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah