Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Pengurus Daerah Muhammadyah Lotim Misnuddin Mahdan menyatakan bahwa tuntutan yang mereka kemukakan tersebut sebenarnya bukan tuntutan arau keharusan, tetapi belakangan diubah menjadi sebuah masukan.
Baca Juga: Serangan Balasan Israel untuk Palestina di Gaza Masih Berlangsung, 8 Jurnalis Terbunuh
Misnuddin menilai sebelumnya sudah beberapa kali dilakukan mediasi, tetapi mentok karena keinginan mereka hanya ketemu dengan Rektor saja.
"Ketika dipertemukan, malah tuntutan mereka berubah menjadi sebuah masukan, terutama dalam pembentukan satgas perlindungan perempuan," imbuhnya.
Baca Juga: Situasi Perang Palestina dan Israel Semakin Memanas, Erdogan dan Putin Lakukan Pembicaraan
Soal masukan mereka, sambung dia, tetap akan dilakukan pembentukan satgas yang dimaksud, lagi pula itu rekomendasi dari Pengurus Muhammadyah.
"Sejujurnya, setiap ada persoalan, pihak rektorat ataupun dosen yang ada di Perguruan Muhammadyah ini, selalu terbuka, karena konsep dasar dari perguruan Muhammadyah ini adalah selalu mengedepankan demokrasi sesuai ajaran agama Islam," tandasnya.***
Baca Juga: Dukung Pengamanan KTT AIS Forum 2023 Di Bali Satpolairud Tabanan Patroli Sisir Barang Mencurigakan