Antisipasi Kenaikan Harga, ALPA NTB Awasi Pendistribusian Sembako dan Gas

- 23 November 2023, 20:57 WIB
ALPA NTB menggelar dialog publik tentang solidaritas pengawasan bahan pokok Penting di NTB, Kamis, 23 November 2023.
ALPA NTB menggelar dialog publik tentang solidaritas pengawasan bahan pokok Penting di NTB, Kamis, 23 November 2023. /Habib Indobalinews


INDOBALINEWS - Kenaikan harga sembako dan gas yang melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) dari pemerintah memicu terjadinya inflasi di daerah.

Kondisi ini, kata Ketua Aliansi Pemuda Aktivis (ALPA) NTB, Herman, tidak menutup kemungkinan akan menjadikan rakyat sengsara.

"Padahal, di satu sisi, para koruptor semakin berjaya merampas uang rakyat," katanya, usai acara dialog publik tentang solidaritas pengawasan bahan pokok penting di NTB, Kamis, 23 November 2023.

Baca Juga: Viral, Misteri Kasus Kematian Mahasiswa Elizabeth International Bali asal Medan: Polisi Periksa 6 Saksi

Dari hasil investigasi sementara yang kami lakukan, sebutnya, harga elpiji 3 kilogram saja, HET sebesar Rp 17 ribu, bisa mencapai Rp 25 ribu- Rp 30 ribu.

Padahal dengan HET Rp 17 ribu tersebut, katanya, posisi harganya berada pada pangkalan.

"Jadi, masyarakat konsumen, menerima dari pangkalan ini dengan harga Rp 19,5 ribu," katanya.

Untuk mengantisipasi permainan harga di alur pendistribusian gas 3 Kg ini, kata Herman, ALPA NTB melakukan pengawasan, mulai dari agen, pangkalan, sampai ke masyarakat konsumen.

Pengawasan yang kami lakukan ini, katanya, adalah atas inisiatif dari rekan-rekan ALPA NTB untuk mencegah permainan spekulasi harga dan menjaga stabilitas harga.

Baca Juga: Transfer Pemain Liga 1: Oktafianus Fernando Dikabarkan Bakal Balik ke Persebaya Surabaya

Bagi Herman, pengawasan ini, tentunya tidak bisa dialkukan sendiri oleh ALPA NTB, tetapi sangat mengharapkan peran serta dari dinas terkait dan pemerintah.

"Pengawasan ini, harus melibatkan dan koordinas dengan semua steak holder, agar tujuan utama menutup ruang terjadinya inflasi di daerah tercapai," katanya.

Sementara Seorang Akademisi, Pandi Ahmad, menyatakan, konsumen gas elpiji 3 kg ini, tak dipungkiri rata-rata membayar di atas HET yang telah ditetapkan pemerintah.

Baca Juga: 2 WNA Asal Tiongkok Dideportasi dari Bali Usai Dipenjara 7 Bulan gegara Kasus Pencurian

Alasannya, kata dia, masing-masing komponen pada alur pendistribusian gas elpiji 3 kg ini, mulai dari Agen menuju Pangkalan, yang selanjutnya ke pengecer ini, tentunya menginginkan sebuah keuntungan.

"Solusinya, pemerintah harus memperbanyak pom-pom pengisian baru di setiap Kecamatan, untuk mempermudah layanan dan menekan spekulasi permainan harga," katanya. ***

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah