Tekan Inflasi, Pemkab Lotim Luncurkan SULTAN

27 Januari 2024, 16:10 WIB
Penjabat Bupati Lombok Timur (Lotim), Drs.H.M. Juaini Taofik di pasar memantau program SULTAN Sabtu 27 Januari 2024. /Habib Indobalinews


INDOBALINEWS - Inflasi yang terjadi secara global di Indonesia akibat menipisnya cadangan pangan dan keterlambatan musim tanam, akan memiliki dampak yang sangat besar terhadap perekonomian.

Kondisi ini, kata Penjabat Bupati Lombok Timur (Lotim), Drs.H.M. Juaini Taofik, harus diantisipasi sedini mungkin, mengingat situasi dan kondisi masyarakat saat ini.

Program Silaturrahmi Untuk Lombok Timur Berkemajuan (SULTAN), katanya, salah satu upaya untuk menekan inflasi, selain program yang lainnya.

Baca Juga: Liga 1: Thomas Doll Puji Fisik Pemain Persija Jakarta, Siapkan Uji Coba Terakhir Lawan Persita Tangerang

"SULTAN ini harus dilaksanakan secara rutin dengan sasaran 33 pasar yang ada di Lotim," katanya, di Selong, Sabtu, 27 Januari 2024.

Selain menyerap aspirasi di tengah masyarakat secara langsung, katanya, juga mencari solusi terbaik dalam menyelesaikan persoalan yang menjadi penyebab inflasi.

Bahkan, sebutnya, Tim Inflasi Daerah yang dibentuk sebelumnya, terdiri dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, hingga diupayakan memberikan solusi terhadap setiap permasalahan yang muncul.

Baca Juga: Viral, Wisatawan asal Inggris Ini Ngaku Tertipu Iklan Pariwisata Pantai Kuta, Soroti Macet dan Tumpukan Sampah

Prinsipnya, kata Juaini Taofik, kita ingin agar pelaku usaha di setiap pasar yang ada mendapatkan kenyamanan, ketenangan dan kenyamanan, termasuk memperbaiki fasilitas pendukung pasar.

"Dengan kondisi tersebut, tentu akan berdampak juga kepada retribusi pendapatan daerah," katanya.

Terhadap persoalan yang tidak selesai di tempat, katanya, tentu kita akan koordinasikan dengan pemerintah atasan yang mencari solusi terbaik.

Baca Juga: Bursa Transfer Pemain: Lanjut atau Mundur? Kylian Mbappe Minta Gaji 1,5 Juta per Pekan di Real Madrid

Dia mencontohkan, harga minyak goreng dan daging ayam yang tidak bisa stabil, sedang komoditas lainnya tetap normal.

Minyak goreng dan daging ayam ini, menurutnya, saat ini harganya meningkat, disebabkan karena rantai retribusi jenis komoditas ini bisa sampai ke pasar, memiliki rangkaian yang panjang.

Minyak goreng dari produsen pabrik saja, katanya, melalui banyak rangkaian dan butuh waktu untuk sampai ke konsumen.

Baca Juga: Sakit di Tengah Laut dari Australia Menuju China, ABK MV Volta Dievakuasi ke Rumah Sakit di Bali

"Sedang daging ayam, sangat erat berkaitan dengan harga pakannya yang tidak stabil," katanya.

Bahan pakan yang berasal dari jagung ini, kata dia, akan diupayakan akan di datangkan dari luar daerah, hingga tidak limit seperti sekarang ini.

"Komoditas penyumbang inflasi terbesar ini, tentu kita akan laporkan ke Pemerintah Pusat untuk mencari solusi terbaik dengan menguntungkan semua pihak," katanya. ***

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler