China Berlakukan Biaya Masuk Tambahan, Atas Anggur Dari Australia Baru-baru Ini

29 November 2020, 14:29 WIB
ilustrasi buah anggur /Jill Wellington/ Pixabay

INDOBALINEWS - Australia dengan ladang perkebunannya yang sangat luas, merupakan pemasok utama buah di belahan bumi selatan Indonesia. Australia mengekspor beraneka jenis buah anggur berbiji dan juga yang tanpa biji ke berbagai negara, salah satunya China.

Saat pandemic dan minimnya pelayanan penerbangan yang beroperasi untuk ekspor, banyak buah anggur yang tidak terserap pasar dan harus bisa terjual agar tidak membusuk.

Untuk itu diperlukan terobosan ekspor lewat jalur udara walau harus menyiapkan biaya lebih besar termasuk salah satunya kebijakan harga yang lebih murah agar bisa terserap.

Baca Juga: Kemenparekraf Beri Sertifikasi CHSE Kepada Frii Bali Echo Beach

Kementerian Perdagangan China, melihat kiriman buah anggur dari Australia dengan jumlah besar dan harga yang murah, sehingga menilai bahwa eksportir Australia telah membuang anggur ke pasarnya.

Hingga akhirnya China memberlakukan tambahan biaya masuk ekspor yang signifikan pada anggur Australia mulai Sabtu (28/11). Kementerian Perdagangan China telah menetapkan bahwa eksportir Australia telah membuang anggur ke pasarnya.

Baca Juga: Kapolda Bali : Tetap Tak Ada Ruang Bagi Premanisme dan Narkoba

China pun semakin menargetkan untuk berikan bea masuk tambahan industri multi sampai miliar dolar dari Australia termasuk daging sapi dan biji-bijian karena ketegangan diplomatik yang memburuk atas virus corona. 

“Ada tambahan biaya  untuk anggur impor yang berasal dari Australia  itu sangat penting," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan di situsnya.

Terkait pengiriman anggur dalam jumlah besar dengan harga bersaing ini, ada hubungan sebab akibat antara membuang dan kerusakan produk, sehingga China memutuskan untuk menerapkan tindakan tambahan biaya impor sementara, dalam bentuk deposit mulai 28 November."

Baca Juga: Wali Kota Cimahi dan Komisaris RS Kasih Bunda Cimahi Resmi Ditahan KPK

 

Dikatakan bahwa penyelidikan telah dilakukan dengan "sesuai ketat dengan hukum dan peraturan China yang relevan dan aturan WTO (Organisasi Perdagangan Dunia)".

Perdana Menteri Scott Morrison sebelumnya bersikeras dia menerima penolakan China atas serangan perdagangan terhadap ekspor Australia begitu saja.

"China telah menolak bahwa itulah yang mereka lakukan dan saya hanya dapat menerima begitu saja," kata Morrison kepada wartawan.

Baca Juga: Mahasiswi Bunuh Diri Lompat Dari Lantai 4, Sempat Tanya Kalau Jatuh Apa Bisa Meninggal...

Menteri Luar Negeri Marise Payne mengatakan penghentian perdagangan merupakan keprihatinan yang mendalam bagi Australia dan sekali lagi meminta China untuk mematuhi aturan perdagangan internasional dikutip dari 7news.com.au

“Mereka jelas merupakan prinsip yang akan kami patuhi dan kami berharap mitra China kami melakukan hal yang sama,” kata Payne.(***)



Editor: Rudolf

Sumber: 7news.com.au

Tags

Terkini

Terpopuler