Makin Mengerikan Tsunami Covid di India Tembus Rekor, Sebelumnya Ilmuwan Sudah Memperingatkan

2 Mei 2021, 08:42 WIB
Ilustrasi tsunami covid di India. Seorang pria berlari melewati pembakaran kayu bakar dari orang-orang yang meninggal karena COVID-19 di sebuah krematorium di New Delhi, India 26 April 2021. /REUTERS / Adnan Abidi

INDOBALINEWS -  Makin mengerikan saja tsunami Covid-19 di India, angka kasus baru harian awal Mei 2021 ini sudah tembus rekor tertinggi selama gelombang baru wabah covid di negara tersebut.

India mencatatkan rekor kenaikan harian kasus infeksi virus corona ini mencapai 401.993 kasus baru seperti yang dilansir Reuters per Sabtu 1 Mei 2021.  Angka kasus baru ini tercatat melonjak drastis.

Ini adalah pertama kalinya jumlah kasus harian Covid-19 di India mencapai 400.000 kasus, setelah selama 10 hari berturut-turut mencatatkan infeksi harian 300.000 kasus. Bahkan, kematian akibat Covid-19 di India juga melonjak menjadi 3.523 kasus selama 24 jam terakhir. Kondisi ini, dari data resmi, menjadikan total korban meninggal karena Covid-19 di India telah mencapai 211.853 kasus.

Baca Juga: May Day, 22 Anarko dan 15 Mahasiswa Papua Diamankan dalam Aksi Unjuk Rasa di Jakarta

Sementara sejumlah pakar telah memperingatkan jauh-jauh hari sebelumnya bahwa keadaan ini bisa terjadi di negara Bollywood ini.

Lonjakan infeksi telah membanjiri rumah sakit, kamar mayat, dan krematorium, serta membuat banyak keluarga berebut untuk mendapatkan obat-obatan langka dan oksigen. Dan sementara India adalah produsen vaksin COVID-19 terbesar di dunia, kekurangan suntikan di beberapa negara bagian menghambat pembukaan vaksinasi untuk semua orang dewasa.

Baca Juga: Kasus Desak Made Bisa Jadi Fenomena Berbahaya, Masyarakat Diminta Tak Terprovokasi

Meski para pakar yang terdiri dari lima peneliti sudah memperingatkan, alih-alih mengambil langkah kewaspadaan menekan penyebaran virus, pemerintah India malah 'bagaikan' tak ambil peduli saat jutaan rakyatnya kebanyakan tanpa masker menghadiri festival keagamaan.

Tak hanya itu aksi unjuk rasa bernuansa politik juga 'dibiarkan' berlangsung untuk mendukung sejumlah tokoh politik termasuk para oposisinya. Demonstrasi politik yang diadakan oleh Perdana Menteri Narendra Modi, pemimpin Partai Bharatiya Janata yang berkuasa dan politisi oposisi.

Baca Juga: Panglima TNI Hadi Tjahjanto Dipecat Karena KRI Nanggala 402 Tenggelam? Cek Faktanya

Lagi-lagi urusan politik membuat rakyat meregang nyawa berebut mencari selamat dari wabah covid-19 ini.

 

Sebelumnya lima ilmuwan yang tergabung dalam sebuah forum penasihat ilmiah yang dibentuk oleh pemerintah memperingatkan para pejabat India pada awal Maret tentang varian baru dan lebih menular dari virus korona yang terjadi di negara itu.

Terlepas dari peringatan tersebut, empat ilmuwan mengatakan pemerintah federal tidak berusaha untuk memberlakukan pembatasan besar untuk menghentikan penyebaran virus.

Baca Juga: Viral Bule Rusia Lolos Karantina, Diduga Ada Kesalahan Penerjemahan Bahasarekor

Peringatan tentang varian baru pada awal Maret dikeluarkan oleh Konsorsium Genetika SARS-CoV-2 India, atau INSACOG. Hal ini disampaikan kepada seorang pejabat tinggi yang melapor langsung ke perdana menteri, menurut salah satu ilmuwan, direktur pusat penelitian di India utara yang berbicara tanpa menyebut nama.

Namun Reuters tidak dapat memastikan apakah temuan INSACOG diteruskan ke Modi sendiri. Selanjutnya, Kantor Modi tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

INSACOG dibentuk sebagai forum penasihat ilmiah oleh pemerintah pada akhir Desember lalu khusus untuk mendeteksi varian genom virus corona yang berpotensi mengancam kesehatan masyarakat. INSACOG menyatukan 10 laboratorium nasional yang mampu mempelajari varian virus.***

Editor: Shira Ade

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler