Pasca Kunjungan Kepala Pertahanan AS, Israel Beri Sinyal Perubahan Bertahap dalam Perang Gaza

- 19 Desember 2023, 10:12 WIB
Gaza yang luluh lantak akibat Israel 'kelaparan' warga Palestina.
Gaza yang luluh lantak akibat Israel 'kelaparan' warga Palestina. /Ibraheem Abu Mustafa/

INDOBALINEWS - Israel secara bertahap akan melakukan transisi ke fase operasi berikutnya di Gaza, Palsestina, Hal tersebut diungkapkan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada Senin, 18 Desember 2023.

Transisi operasi tersebut dilakukan setelah pembicaraan dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin tentang pertempuran dengan intensitas lebih rendah dan cara-cara untuk mengurangi kerugian terhadap warga sipil.

Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan penduduk setempat kemungkinan akan dapat kembali ke utara Gaza, yang merupakan wilayah terpadat di wilayah Mediterania sebelum invasi Israel sebagai pembalasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.

Baca Juga: Update Covid 19: Ini 3 Kebijakan SIngapura Tekan Kasus Terbaru yang Pantas Dicontoh Indonesia

Baik Austin maupun Gallant tidak memberikan batas waktu untuk melakukan apa yang disebut Austin sebagai operasi "lebih bedah".

Sebagian besar warga Gaza utara mengikuti instruksi Israel untuk mengungsi ke selatan, di mana militer meminta warga untuk terus bergerak di tengah serangan udara dan baku tembak yang tiada henti dengan pejuang kelompok Islam tersebut.

“Segera kita akan dapat membedakan berbagai wilayah di Gaza,” kata Gallant dalam konferensi pers bersama di Tel Aviv dilansir Reuters, Selasa 19 Desember 2023.

“Di setiap wilayah di mana kami mencapai misi kami, kami akan dapat melakukan transisi secara bertahap ke fase berikutnya dan mulai berupaya mengembalikan penduduk setempat,” kata Gallant.

Baca Juga: Golden Globe Awards ke-81: Perempuan 'Berjaya dalam Daftar Nominasi Penghargaan Termasuk 'Barbie'

“Artinya, hal ini mungkin bisa dicapai lebih cepat di wilayah utara dibandingkan di wilayah selatan,” lanjutnya.

Tekanan internasional untuk melakukan gencatan senjata telah meningkat terhadap Israel karena lebih dari 19.000 korban sipil akibat kampanye pemboman besar-besaran dan perang darat yang bertujuan menghancurkan Hamas, yang memerintah Gaza dan melakukan perlawanan gerilya dari jaringan terowongan perkotaan.

Meskipun AS memberi Israel senjata dan dukungan diplomatik dan menolak seruan gencatan senjata, Amerika Serikat justru memperkuat sikapnya terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu baru-baru ini.

Baca Juga: Update Konflik Israel Hamas: Pertempuran Kembali Pecah di Gaza, AS Ingatkan Israel Bisa Kehilangan Dukungan

Pekan lalu Presiden AS Joe Biden mengatakan, Israel berisiko kehilangan dukungan internasional karena apa yang disebutnya sebagai pemboman tanpa pandang bulu.

Austin, bagaimanapun, memberikan jaminan pada hari Senin, dengan mengatakan: "Dukungan Amerika terhadap keamanan Israel tidak tergoyahkan. Israel tidak sendirian."

Serangkaian pejabat AS telah menyerukan Israel untuk memfokuskan strateginya pada serangan yang didorong oleh intelijen terhadap kepemimpinan Hamas.

"Itu tidak menandakan berakhirnya operasi. Kadang-kadang ini berarti Anda harus lebih tepat, Anda lebih fokus pada target tertentu," kata Austin.

Israel mengatakan ribuan ton bom yang dijatuhkan di Gaza sejak 7 Oktober 2023, ditujukan pada sasaran-sasaran yang relevan secara militer.***

Editor: Wildan Heri Kusuma

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah