INDOBALINEWS -Di Bali bunga Jepun yang juga disebut bunga Kamboja, banyak ditemui di rumah penduduk selain di pemakaman karena bunganya yang indah dan bisa berwarna-warni.
Selain itu bunga Jepun banyak dimanfaatkan sebagai pelengkap persembahan dalam beribadah umat Hindu di Bali.
Bunga Jepun kini banyak dijadikan tanaman hias karena bentuk bunga yang menawan dan berwarna-warni. Tidak heran karena keindahan dan manfaat bunga Jepun, akhirnya banyak diburu untuk diperjualbelikan demi keuntungan karena harganya yang mahal.
Baca Juga: Suasana Sunset di Pantai Seminyak Bali
Jika ingin membudidayakan dan menanam, bunga Jepun cukup mudah untuk ditanam dan tidak memerlukan perawatan khusus.
Membudidayakan bunga Jepun bisa dilakukan dengan cara vegetatif (stek) dan generatif (menyemai biji).
Baca Juga: Tumpang Tindih Regulasi Sektor Kepariwisataan di Indonesia Menjadi Sorotan BPHN
Budidaya bunga Jepun dengan cara generatif (menyemai biji) akan lebih unggul jika dibandingkan dengan cara vegetatif (stek).
Keunggulan cara generative ketika menanam dengan biji maka batangnya akan lebih kuat, besar dan juga menggelembung. Ini menjadi salah satu daya tarik karena dapat dibuat menjadi bonsai yang indah dan menarik
Baca Juga: Gerakkan dan Bangkitkan Kembali Perekonomian Sanur, Fiesta Rujakan Sanur Siap Digelar
Jika menggunakan cara vegetatif (stek), hasil batangnya cenderung datar dan kaku sehingga membuat kurang menarik. Meskipun cara tanam generatif tumbuhnya lama dibanding vegetatif, kebanyakan orang memilih dengan cara menanam generatif karena batangnya akan lebih kokoh besar.
Bilamana yang dicari adalah keindahan bunganya saja, maka cara tanam vegetatif akan lebih cepat menghasilkan bunga. Bahkan cara ini bisa menggabungkan dari jenis yang bunganya berbeda warna dalam satu pohon.
Karena kemudahan menanam dan merawatnya, serta tahan dalam segala cuaca, maka tanaman bunga jepun banyak diminati dan akhirnya banyak ditanam hampir disetiap rumah di Bali.(***)