Jumlah WNI Terinfeksi Covid-19 di Luar Negeri Tembus Angka Dua Ribu

4 Desember 2020, 18:47 WIB
Menlu RI Retno Marsudi saat press briefing hasil Sidang Majelis Umum PBB, Kamis, 3 Desember 2020 /Kementerian Luar Negeri RI

INDOBALINEWS - Sebanyak 2.085 Warga Negara Indonesia (WNI) yang tersebar di berbagai negara terkonfirmasi positif Covid-19.

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengumumkan perkembangan kasus Covid-19 WNI di luar negeri hari ini melalui situs resmi kementerian.

Selain jumlah yang terinfeksi, diumumkan pula 1.449 orang sudah dinyatakan sembuh, 159 meninggal dunia, dan 477 masih dalam perawatan.

Jumlah kasus tertinggi terjadi di Arab Saudi dengan jumlah 270 WNI terinfeksi (88 sembuh, 81 stabil, 101 meninggal dunia), disusul klaster kapal pesiar sebanyak 185 WNI (170 sembuh, 9 stabil, dan 6 meninggal dunia).

Baca Juga: FPI Coba Hadang Polisi, Kapolri Tegaskan Akan Tindak Tegas Siapapun Pelanggar Ketertiban Umum

Kasus WNI terinfeksi juga tercatat tinggi di Malaysia dan Qatar. Di Malaysia tercatat sebanyak 168 WNI terinfeksi, 52 sembuh, 114 stabil, dan 2 meninggal). Jumlah yang sama juga terjadi di Qatar dengan rincian kasus sebanyak 168 (164 sembuh, 3 stabil, 1 meninggal).

Berikutnya Kuwait dengan 159 kasus WNI terinfeksi, Amerika Serikat 117 kasus, sisanya tersebar di berbagai negara dengan jumlah kasus di bawah 100.

Baca Juga: Libur Akhir Tahun 2020 Akhirnya Dikurangi Tiga Hari

Sementara itu, kasus WNA di Indonesia yang terinfeksi Covid-19 sejumlah 634 dengan status kontak erat, 574 kasus terkonfirmasi, 331 kasus sudah kembali ke negara masing-masing, 407 kasus sembuh, 37 orang meninggal dunia.

Sebelumnya, dalam pidato sambutan di acara Video Conference Ministerial Meeting for the Alliance fot Multilateralism, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan bahwa tidak ada satu pun negara yang mampu mengatasi krisis akibat pandemi Covid-19 sendirian.

“Covid-19 bukan hanya krisis kesehatan, tetapi juga memberi dampak sosial ekonomi yang menghancurkan.  Saat ini sangat penting bagi kita untuk terus mendukung Organisasi Kesehatan Dunia. Kami tidak punya pilihan lain selain mengandalkan WHO sebagai platform kerja sama antarnegara,” tuturnya.

Baca Juga: Golden Truly Tutup, Pelanggan Sedih

Krisis menurut Retno menjadi momentum untuk me-review sistem tata kelola kesehatan global agar mampu menangani wabah di masa depan dengan lebih baik.

“Kita harus memastikan bahwa sistem multilateral bisa memenuhi kebutuhan mendesak rakyat kita Dalam perang melawan pandemi, sistem multilateral harus menyediakan platform bagi negara-negara untuk memastikan pasokan yang stabil dari pasokan medis penting, peralatan pelindung, obat-obatan dan vaksin.”

Baca Juga: Foto Ariel Tatum di Akun Instagram Gading Marten Bikin Heboh

Sistem multilateral, tegas Retno, juga harus menjadi jalan untuk melonggarkan beberapa paten atau HAKI terkait produksi peralatan medis yang sangat dibutuhkan dan vaksin hingga bisa terjangkau di negara-negara ketiga. LR (***)



Editor: Rudolf

Sumber: Kemlu

Tags

Terkini

Terpopuler