Update Pencarian KRI Nanggala 402, BPPT Khawatirkan Kapal Selam Terbawa Arus Lebih Dalam

23 April 2021, 21:49 WIB
Tim Basarnas menaikkan peralatan ke atas KN SAR Antasena di Pelabuhan Tanjung Wangi Banyuwangi, Jumat 23 April 2021), di antaranya satu unit alat pendeteksi benda bawah laut remote operation vehicle (ROV) untuk membantu proses pencarian kapal selam KRI Nanggala-402. /BUDI CANDRA SETYA/ANTARA FOTO

INDOBALINEWS – Pencarian KRI Naggala 402 yang hilang kontak sejak Rabu 21 April 2021 dini terus diintensifkan dengan melibatkan setidaknya 21 KRI milik TNI AL dan sejumlah bantuan dari lembaga dalam dan luar negeri.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang ikut membantu pencarian menyertakan magnetometer yakni peranti yang bisa menangkap anomali intensitas magnetik sangat kuat.

Pihak BPPT mengatakan dari hasil pemodelan arus laut, ada kemungkinan kapal selam KRI Nanggala 402 terbawa arus ke timur, ke perairan lebih dalam.

Baca Juga: Update Pencarian Nanggala 402 yang Hilang, TNI Terjunkan 21 KRI di sekitar Perairan Utara Bali

"Melihat dari hasil pemodelan BPPT itu agak ketarik ke arah timur," kata Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT Djoko Nugroho, dikutip dari Antara, Jumat 23 April 2021.

Hasil pemodelan itu menyertakan berbagai aspek, termasuk faktor jika kapal selam mengalami mati mesin, dengan begitu dikondisikan jika tidak ada tenaga di kapal selam maka kurang lebih kapal seperti terombang-ambing sehingga mengikuti arus.

"Dia (kapal selam) mati nih di lokasi hilangnya kontak, dia terombang-ambing di lokasi, nah itu akan terbawanya ke arah timur," tutur Djoko.

Baca Juga: Kapten Laut I Gede Kartika Turut dalam Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang Hilang Kontak di Perairan Bali

KRI Nanggala-402 memiliki daya jelajah untuk kedalaman laut sekitar 250-500 meter.

"Tapi kalaupun sampai 500 meter itu juga tidak bisa terlalu lama menurut saya karena di situ tekanan itu sudah bisa memengaruhi kondisi dari badan kapal selam itu sendiri," ujarnya.

Jika kapal semakin dalam ke dalam lautan maka tinggi tekanan yang didapat.

Jika tekanan yang diterima sudah melebihi kekuatan tekan dari kapal selam, maka yang terjadi adalah masuknya air laut ke dalam tubuh kapal sehingga kapal selam bisa semakin berat dan semakin bisa turun ke dasar laut dan itu tentunya akan sulit.

Djoko menuturkan jika kapal tersebut meluncur ke arah timur atau ke arah tenggara dari perairan laut bagian utara Provinsi Bali maka bisa dipastikan kapal tersebut akan jatuh ke lokasi yang lebih dalam, tidak sekadar 700 meter tetapi bisa lebih dalam dari 700 meter.

"Tapi kalau misalnya tadi bahwa masih punya potensi kapal ini meluncur secara lateral terus semakin ke dalam kalau ke arah timur atau tenggara masuk ke dalam cekungan Bali yang lebih dalam. Tapi kalau dia meluncur ke arah utara ataupun ke arah barat itu semakin dangkal," tuturnya.

Kata dia hingga sejauh ini, belum tahu mengenai informasi kondisi darurat kapal itu apakah akan mengeluarkan sinyal seperti pesawat jatuh untuk memudahkan pencarian kapal atau tidak.

Dia mendapat informasi yang dibaca di media bahwa kapal selam itu tidak mudah dicari karena memang kapal selam untuk tidak mudah dideteksi posisinya oleh "musuh" dalam bidang pertahanan.***

Editor: M. Jagaddhita

Tags

Terkini

Terpopuler