“Pagi-pagi (5 Januari) banyak telefon. ‘Kak Bebi, tolong cariin rumah sakit untuk mindahin Chacha, karena di situ kurang memadai’,” tuturnya menceritakan detik-detik Chacha Sherly meninggal. Bebizie yang juga seorang pedangdut, dimintai referensi karena pernah tinggal di Semarang.
Akhirnya dia pun menghubungi sana-sini, untuk mencari ruangan ICU yang tersedia di rumah sakit. Dia mengakui, di era pandemi Covid-19, cukup sulit menemukan RS dengan ICU yang tersedia.
Baca Juga: Heboh Vaksin Covid-19 Bisa Memperpanjang Alat Vital Pria 23%, Cek Faktanya
“Akhirnya ada sebuah RS Telogorejo, yang paling baik di Semarang. Aku koordinasi dengan manajer, dan telfon-telfonan dengan dokternya,” ujar dia, sebagaimana dikutip Pikiran-rakyat.com dari tayangan Rumpi melalui kanal YouTube Trans TV Official.
Kendati begitu ternyata tidak memungkinkan dipindahkan karena terlalu banyak perdarahan dan reaktif (Covid-19). "Jadi terlalu berisiko, karena batang otaknya juga rusak,” kata Bebizie.
Baca Juga: Breaking News, Vaksin Covid-19 Sudah Tiba Di Bali
Dia lantas diminta pasrah karena tim medis telah berupaya sekuat tenaga namun harapan tipis. “Dengan protokol kesehatan, Chacha tidak bisa dijenguk. Aku, Lia, Andre, Dara, pasrah karena memang aturan rumah sakit dia reaktif (Covid-19), jadi tidak bisa banyak orang yang ada di sana,” ujar perempuan bernama panjang Bebizy Fatlanay itu.(***)